androidvodic.com

Mendag Zulkifli Hasan: Indonesia Tempati Posisi Keempat Eksportir Besi Baja Terbesar di Dunia - News

Laporan wartawan News, Endrapta Pramudhiaz

News, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia kini menempati posisi keempat dalam daftar eksportir besi baja terbesar di dunia.

Indonesia yang sebelumnya pada 2019 menempati posisi ke-17 dalam daftar eksportir besi baja terbesar dunia, pada 2023 naik ke posisi empat.

Menurut data Trade Map yang disajikan Zulkifli dalam paparannya, pada 2023 Indonesia menguasai 5,61 persen ekspor besi baja dunia.

Di atas Indonesia ada Jepang dengan pangsa pasar sebesar 6,42 persen, Jerman 6,95 persen, dan nomor satu adalah China sebesar 14,57 persen.

Baca juga: Menko Airlangga Sebut Industri Baja RI Ditakuti Berbagai Negara di Dunia, Ini Penyebabnya

"Indonesia saat ini menempati peringkat keempat negara eksportir besi dan baja terbesar di dunia. Sebelumnya ranking 17. Jadi luar biasa pertumbuhan yang sangat besar," kata Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, dalam acara Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Zulhas menjelaskan, pada 2023, ekspor besi baja Indonesia sebesar 26,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka tersebut mengalami peningkatan 261,49 persen dari 2019. Sementara itu, impor besi baja pada 2023 sebesar 11,38 miliar dolar AS.

Kemudian, neraca perdagangan besi baja Indonesia pada 2023 tercatat surplus sebesar 15,32 miliar dolar AS.

Jadi, kata Zulhas, jika surplus perdagangan Indonesia pada 2023 sebesar 36 miliar dolar AS, 15 miliar dolar AS-nya berasal dari industri besi baja. "Luar biasa!" ujarnya.

Oleh karena itu, ia memandang industri besi baja ini harus dilindungi, dijaga, dan didukung. Kemendag disebut telah melakukan pengawasan yang ketat terhadap impor baja yang datang dari luar negeri.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, dirinya setiap dua pekan selalu memeriksa produk impor baja yang masuk ke Indonesia.

Ia bercerita baru saja menemukan produk baja impor yang tidak memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Setiap dua minggu itu saya cek. Kemarin satu lapangan bola. Di mana itu? Tangerang. Satu lapangan bola itu. Karena tidak sesuai SNI, kita tertibkan untuk mendukung industri (baja). Yang gak sesuai SNI, kita tertibkan, atur, kendalikan, tata," ujar Zulhas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat