androidvodic.com

Tujuh Ribu Tenaga Kesehatan Dilatih Sebagai Vaksinator Covid-19 - News

News, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan, infrastruktur dan SDM Indonesia siap menjalankan program vaksinasi Covid-19.

Juru Bicara Satgas COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro memaparkan, untuk mempersiapkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah melatih 7000 dari 23.000 tenaga kesehatan (nakes) sebagai vaksinator.

Bahkan vaksinator sudah dibekali pelatihan khusus oleh Kementerian Kesehatan, dan telah 7000 vaksinator yang sudah terlatih khusus.

"Selain itu, manajemen vaksin dan rantai dingin (cold chain) pun dengan cermat dipersiapkan," ujar dr.Reisa dalam Dialog 'Jalan Panjang Vaksin sampai ke Tubuh Kita' , yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (18/11).

Pada kesempatan yang sama, Vaksinolog, dr. Dirga Sakti Rambe M.Sc, Sp.PD, Vaksinolog, menyampaikan Indonesia memiliki infrastruktur memadai dalam proses distribusi vaksin hingga ke pelosok.

Baca juga: Vaksinolog: Sekalipun Ada Vaksin, Masyarakat Tetap Harus Terapkan 3M

Ia mengatakan, vaksin merupakan produk biologis yang harus disimpan dengan cara khusus, karena sensitif terhadap suhu.

Mayoritas vaksin disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius, kecuali vaksin polio yang minus 20 derajat celcius.

"Sejak vaksin diproduksi sampai digunakan di rumah sakit dan puskesmas, transportasinya mesti terjamin suhunya. Dan jangan khawatir, kita sudah berpengalaman. Kita sudah siap”, ujarnya.

Indonesia memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memproduksi, mendistribusi, hingga mengimplementasikan vaksin.

Sistem rantai dingin sebagai salah satu unsur penentu kualitas vaksin juga sudah terbangun baik.

"97 persen sistem rantai dingin ini berjalan dengan baik jadi tidak perlu khawatir. Mulai dari pabrik sampai yang menerima di puskesmas, misalnya di Aceh atau Papua itu semua sudah siap," kata dr. Dirga.

Saat ini di Indonesia ada sekitar 440.000 dokter umum, dokter spesialis, perawat, dan bidan yang semuanya saya yakin siap bergotong royong mensukseskan persiapan vaksinasi ini.

"Pada prinsipnya, kita ingin semua terlibat supaya vaksin ini bisa dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat” jelasnya.

Masyarakat diharapkan menunggu, hingga hasil uji klinik fase III selesai dan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) keluar.

“Dari data itu nanti ketahuan, berapa besar efektivitas vaksin Covid-19. Setelah itulah produsen mengajukan izin edar ke BPOM. Jadi kalau vaksin sudah mendapat izin edar dari BPOM itu sudah dipastikan keamanan dan efektivitasnya," terang dr. Dirga.

Masyarakat tetap harus melakukan segala upaya untuk mencegah tertular COVID-19, meskipun nantinya vaksin sudah beredar luas, dengan ypaya 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak).

Diketahui, target produksi vaksin COVID-19 di Bio Farma mencapai 250 juta dosis. Pengalaman Bio Farma dalam produksi puluhan ribu vaksin sudah sejak 130 tahun lalu. Vaksin produksi Bio Farma juga telah digunakan Negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Hasil survei nasional yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) didukung UNICEF dan WHO menunjukkan bahwa, 64,8% dari 115.000 responden di 34 Provinsi, bersedia menerima vaksin Covid-19.

Terkini Lainnya

  • Penanganan Covid

  • untuk mempersiapkan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah melatih 7000 dari 23.000 tenaga kesehatan (nakes) sebagai vaksinator

  • Jepang Dihantui Covid-19 Jenis Baru KP.3, Apa Gejalanya?

  • BERITA TERKINI

Tautan Sahabat