androidvodic.com

Pandemi Covid-19 Picu Peningkatan Perhatian pada Keamanan Pangan dan Persediaan Makanan - News

News, JAKARTA - Penelitian Tetra Pak mengungkap adanya peningkatan 10% dalam perhatian global tentang keamanan pangan dan persediaan makanan di masa depan, sekarang menjadi 40 persen, dibandingkan dengan 30 persen dari tahun 2019.

Lebih dari 50 persen konsumen tidak hanya percaya bahwa meningkatkan keamanan pangan adalah tanggung jawab produsen, mereka melihatnya sebagai masalah nomor satu yang perlu ditangani perusahaan sekarang dan di masa depan.

Menurut penelitian yang mengandeng Ipsos, tahun ini kesehatan sangat terkait dengan peningkatan masalah keamanan dan kebersihan makanan dengan dua pertiga konsumen mengatakan bahwa agar senantiasa sehat adalah dengan menjaga keamanan dan 60% konsumen di seluruh dunia mengatakan bahwa mereka khawatir tentang higienitas dan keamanan makanan yang merek beli.

Ketika ditanya apa yang menjadi kunci bagi mereka dalam sebuah kemasan, konsumen menunjukkan bahwa memastikan keamanan pangan adalah tujuan utamanya.

Mereka juga mengungkapkan keprihatinan tentang inovasi lingkungan dalam pengemasan yang berdampak pada keamanan pangan, meskipun mayoritas responden menyatakan 'menggunakan kemasan berkelanjutan' sebagai salah satu masalah utama yang perlu ditangani oleh merek makanan dan minuman - hari ini dan besok.

Baca juga: Tabrakan di Persimpangan Rel Kereta Api Listrik di Nagano Jepang, Seorang Kakek Tewas

Adolfo Orive, Presiden dan CEO Tetra Pak mengatakan, pandemi COVID-19 telah mengganggu status quo, mempercepat tren, dan menciptakan lanskap baru kebutuhan dan peluang konsumen untuk dikembangkan oleh perusahaan.

Secara khusus, industri perlu mengatasi dilema yang berkembang seputar keamanan pangan dan lingkungan, melangkah ke arah tujuan ganda untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia sekaligus melindungi ekosistem planet kita.

Di sinilah kemasan makanan dapat berperan kuat dalam mewujudkan harmoni.

Bekerja sama dengan pelanggan dan para pemangku kepentingan, kami sedang dalam perjalanan untuk menciptakan kemasan makanan berkelanjutan terbaik-kemasan karton yang dibuat semata-mata dari bahan yang dapat diperbarui atau didaur ulang secara bertanggung jawab, dapat didaur ulang sepenuhnya dan karbon netral, memungkinkan distribusi dan pertemuan ambien persyaratan keamanan pangan.

Baca juga: Ketua Umum Kabomania: Kabomania Tidak Berkerumun Rayakan Perayaan Ulang Tahun Persikabo Ke-47

"Kami melihat ini sebagai langkah penting dalam membangun masa depan yang berkelanjutan untuk generasi berikutnya, terutama setelah COVID-19,” katanya.

Sementara Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapura, Filipina & Indonesia, Michael Wu, menjelaskan laporan Tetra Pak Index 2020 menunjukkan bahwa keamanan pangan bervariasi di seluruh dunia.

Di Asia, khususnya di China 9 dari 10 konsumen setuju bahwa keamanan pangan merupakan perhatian utama masyarakat.

"Di sini, di Indonesia, kami bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan pelanggan lokal untuk menyediakan produk makanan dan minuman yang lebih sehat dan aman bagi konsumen," katanya.

Di Indonesia, pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan perilaku konsumen yang signifikan, termasuk minat baru pada masakan rumah dan keinginan akan pilihan makanan yang lebih sehat dan lebih aman.

Menurut KARA, salah satu merek kelapa terkemuka di Indonesia dan pelanggan Tetra Pak, pandemi telah mempercepat pergeseran preferensi konsumen ke krim kelapa kemasan karena konsumen semakin memahami nilai kemasan untuk memastikan kebersihan, kenyamanan, dan nutrisi.

Tetra Pak Index 2020 juga menyoroti bagaimana sampah makanan menjadi agenda yang semakin meningkat dan hal ini sekarang dipandang sebagai perhatian oleh lebih dari tiga perempat responden.

Dampak COVID-19 pada rantai pasokan telah mempercepat kesadaran akan limbah makanan sebagai masalah yang mendesak.

Dan Esty, Profesor Hillhouse di Universitas Yale mengatakan, Tetra Pak Index tahun ini menyoroti masalah konsumen dan sosial yang kami lihat semakin tercermin dalam penelitian akademis.

Dengan pertumbuhan populasi global yang membutuhkan hingga 70% lebih banyak makanan pada tahun 2050, disaat keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan ketahanan pangan menjadi semakin penting, ada kebutuhan mendesak untuk perubahan.

Terkini Lainnya

  • Virus Corona

  • Mereka juga mengungkapkan keprihatinan tentang inovasi lingkungan dalam pengemasan yang berdampak pada keamanan pangan

  • Covid-19 di Singapura Alami Peningkatan, Kemenkes: Belum Ada Urgensi Pembatasan Perjalanan

  • BERITA TERKINI

Tautan Sahabat