androidvodic.com

Satgas Covid-19 IDI Prediksi Puncak Kasus BA.4 dan BA.5 Tak Akan Setinggi Delta, Tapi Lebih Lama - News

Laporan Wartawan News, Rina Ayu

News, JAKARTA -- Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban memprediksi, puncak kasus subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 tak akan lebih tinggi daripada varian Delta.

Meski demikian, jangka waktu beredarnya akan lebih lama dibanding varian sebelumnya.

"Yang jelas puncaknya tidak akan setinggi Delta. Namun jangka waktu beredarnya mungkin lebih lama. Artinya puncaknya tidak akan terlalu tinggi dan dari kurvanya akan agak melebar," ujarnya dikutip dari laman twitternya, Minggu (19/6/2022).

Melihat kondisi yang ada kini, terdapat indikasinya terjadi lonjakan, dimana sampai 16 Juni 2022 positivity rate Indonesia itu 5,3 persen. Kasus baru harian juga > 1000. 

"Perlu hati-hati. Namun situasi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara tetangga seperti Malaysia atau Thailand," jelas Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker) ini.

Prof Zubairi berharap, perlu ada upaya dan mitigasi yang signifikan, guna menekan kasus baru. Di Indonesia diprediksi puncak kasus varian ini menyentuh angka 20 ribu kasus dalam sehari 

"Semoga, dengan pengalaman yang kita punya, termasuk perilaku prokes yang baik, kita bisa melewatinya," ucapnya.

Diketahui, BA.4 dan BA.5 mampu menyebabkan gelombang infeksi di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa.

Bahkan ada peringatan tentang kemungkinan gelombang besar yang akan menyusul dalam beberapa minggu mendatang. 

Sejak pertama diidentifikasi di Afrika Selatan awal tahun ini, persebaran BA.4 & BA.5 memang cukup pesat di berbagai negara. Misalnya di Amerika Serikat. Pada awal Mei mereka hanya 1 persen. Tapi saat ini BA.4 dan BA.5 menyumbang 21 persen kasus baru di AS.

Baca juga: Gejala Covid-19 Varian Baru Omicron BA.4 dan BA.5, Demam hingga Diare

Beberapa laporan menyatakan, BA.4 dan BA.5 lebih mudah menular dan dapat menembus kekebalan seseorang yang pernah terinfeksi Omicron sebelumnya.

Namun, belum ada data BA.4 atau BA.5 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada subvarian Omicron yang beredar saat ini.

Begitu pun dengan vaksin, bukti saat ini belum cukup untuk memastikan kemanjuran vaksin dan hasil klinis lainnya dibandingkan dengan varian sebelumnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat