androidvodic.com

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, BRUSSELS – Pemerintah Belgia pada Senin (2/1/2023) mengatakan bahwa pihaknya akan menguji air limbah pesawat yang tiba dari China sebagai langkah pencegahan terkait penularan Covid-19.

"Ini akan menjadi tujuan pemantauan tambahan untuk memverifikasi bahwa data yang kami terima dari China masih akurat," kata Steven Van Gucht, analis kesehatan di lembaga kesehatan masyarakat nasional Sciensano.

Dikutip dari Reuters, Steven lebih lanjut mengatakan bahwa Pemerintah Belgia menyadari beberapa penumpang yang terinfeksi Covid-19 mungkin tidak menggunakan fasilitas toilet selama penerbangan mereka, dan oleh karena itu langkah baru ini tidak dimaksudkan untuk melacak orang, tetapi untuk melacak secara independen apa yang terjadi di China.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di China Mengganggu Produksi di Pabrik hingga Menyusutnya Permintaan

Selain itu, Pemerintah Belgia juga mulai mewajibkan wisatawan asal China untuk menunjukkan hasil negatif dari tes Covid-19 dalam 48 jam sebelum tiba di negara itu.

Pada konferensi pers yang mengumumkan langkah-langkah baru tersebut, Menteri Kesehatan Belgia Frank Vandenbroucke mengatakan bahwa kebijakan di seluruh Uni Eropa diperlukan untuk menekan kasus infeksi Covid-19.

Di sisi lain, pejabat kesehatan Uni Eropa akan mengadakan pertemuan pada Rabu (4/1/2023) untuk membahas langkah pengendalian Covid-19 menyusul lonjakan kasus di China.

Sebagai informasi, China pada awal Desember 2022 mulai melonggarkan aturan ketatnya terkait kebijakan “nol-Covid”.

Namun, pelonggaran kebijakan tersebut justru memicu kekhawatiran akan lonjakan kasus infeksi Covid-19, mengingat saat ini varian Omicron lebih cepat menular.

Lantas, beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Italia, Spanyol hingga Prancis mulai melakukan pembatasan untuk wisatawan yang datang dari China yakni dengan melakukan tes PCR atau antigen setibanya mereka di bandara.