androidvodic.com

Bahaya Covid-19 Varian Arcturus atau XBB.1.16, Sudah Menyebar di 22 Negara - News

News - World Health Organization (WHO) melaporkan adanya satu dari 600 lebih subvarian Omicron, XBB.1.16 atau Arcturus, yang menyebabkan lonjakan kasus.

Varian XBB.1.16 disebut mirip dengan varian XBB.1.5 yang mendominasi Amerika Serikat sepanjang tahun 2023, tetapi mutasi kedua virus ini berbeda.

Mengutip express.co.uk, saat ini WHO sedang memantau varian Arcturus karena telah menyebabkan lonjakan infeksi di beberapa negara.

Arcturus telah dilaporkan di 22 negara, sebagian besar kasus ditemukan di India.

Lonjakan tersebut terjadi ketika India terus mengalami peningkatan infeksi Covid-19

Tercatat ada sebanyak 3.038 kasus Covid-19 baru yang dilaporkan India per Selasa, (4/4/2023).

Baca juga: Mengenal Covid-19 Varian Arcturus, Varian Omicron yang Paling Menular di AS

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 untuk WHO mengatakan, Arcturus sudah beredar selama beberapa bulan terakhir. 

Meski begitu, subvarian baru Omicron dikatakan belum menyebabkan penyakit yang lebih parah. 

“Kami belum melihat perubahan tingkat keparahan pada individu atau populasi," kata Maria Van Kerkhove.

Varian Arcturus berpotensi lebih menular dan menyebabkan penyakit yang lebih parah, dikutip dari indonesia.go.id.

Dr Kuldeep Kumar Grover, kepala perawatan kritis dan pulmonologi di Rumah Sakit CK Birla mengatakan, penyebaran varian Arcturus lebih cepat daripada subvarian Omicron lainnya.

Meski begitu, tingkat rawat inap pasien sangat rendah dan dapat dirawat di rumah.

Baca juga: Gejala Covid-19 Varian Arcturus yang Perlu Diwaspadai, Berikut Cara Penyebarannya

Sementara itu, pakar kesehatan masyarakat India menyebutkan bahwa gejala varian Arcturus mirip flu ringan.

Orang yang terkena subvarian Omicron ini mungkin mengalami gejala pada saluran pernapasan atas dan bawah.

Dalam hal gejala saluran pernapasan bagian atas, pasien mengalami keluarnya cairan dari hidung, sakit tenggorokan, dan demam yang meningkat perlahan.

Gejala tersebut berlangsung selama satu atau dua hari diikuti kehilangan penciuman.

Sementara gejala saluran pernapasan bagian bawah adalah mengalami bronkitis dan batuk parah.

(News/Nurkhasanah)

Terkini Lainnya

  • Virus Corona

  • Simak penjelasan mengenai bahaya subvarian Omicron, XBB.1.16 atau Arcturus.

  • Covid-19 di Singapura Alami Peningkatan, Kemenkes: Belum Ada Urgensi Pembatasan Perjalanan

  • BERITA REKOMENDASI

  • BERITA TERKINI

Tautan Sahabat