androidvodic.com

Ketua DPD RI Ziarah ke Makam Pahlawan Syekh Yusuf di Sulsel - News

News - Di sela-sela kunjungan kerjanya di Sulawesi Selatan, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyempatkan diri berziarah ke makam tokoh agama yang juga pahlawan nasional, Syekh Yusuf Al-Makassari, di Kabupaten Gowa, Kamis malam, (27/5/2021).

LaNyalla datang bersama sejumlah senator, yaitu Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni, Wakil Ketua Komite II DPD RI Bustami Zainudin dan Hasan Basri, Anggota Komite I DPD RI Muhammad Idris dan Jialyka Maharani, serta anggota DPD Dapil Sulsel Andi Muh Ihsan.

“Dalam setiap kesempatan, saya memang selalu menyempatkan diri berziarah ke tokoh-tokoh, khususnya tokoh agama. Di Sulawesi Selatan ini, saya senang akhirnya datang berziarah ke makam Syekh Yusuf, ulama besar yang mengabdikan diri untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia,” ujar LaNyalla.

Senator asal Jawa Timur itu pun mengapresiasi pemerintah yang telah merawat dengan baik makam Syekh Yusuf.

Makam Syekh Yusuf merupakan cagar budaya yang berada di bawah pengawasan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

LaNyalla berharap kelestarian makam Syekh Yusuf dapat terus terjaga dengan baik.

“Selain sebagai bentuk penghormatan kepada pejuang, pelestarian makam Syekh Yusuf akan menunjang wisata religi di Sulawesi Selatan,” jelas mantan Ketua Umum PSSI itu.

Syekh Yusuf yang digelari Tuanta Salamaka ri Gowa (Tuan Guru Penyelamat dari Gowa) merupakan salah satu tokoh besar Sulawesi Selatan yang dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 1995. Syekh Yusuf ikut berjuang melawan penjajahan Belanda di era tahun 1680-an.

Ketika Kesultanan Gowa kalah perang, Syekh Yusuf pindah ke Banten dan kembali berjuang melawan Belanda bersama Sultan Ageng Tirtayasa.

Di Pulau Jawa, Syekh Yusuf juga melakukan syiar agama Islam. Namun, tahun 1682 Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan Belanda ke Srilanka.

Semangat beliau tidak luntur. Di Srilanka Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam. Bahkan, banyak yang berguru kepadanya, termasuk ulama-ulama besar negara tetangga.

“Karena masih terus melakukan pergerakan perjuangan untuk kemerdekaan Nusantara, Syekh Yusuf diasingkan lebih jauh ke Afrika Selatan. Di sana, Syekh Yusuf tetap rajin berdakwah dan memiliki banyak pengikut sampai beliau meninggal,” jelas LaNyalla.

Syekh Yusuf dimakamkan di Cape Town, Afrika Selatan. Namun pada tahun 1705, jenazah Syekh Yusuf dibawa ke Gowa dan dimakamkan kembali atas permintaan Sultan Abdul Jalil.

Oleh pemerintah Afrika Selatan, Syekh Yusuf juga dianugerahi sebagai pahlawan nasional. Bekas makamnya pun dinyatakan sebagai situs warisan nasional (circle of Islam atau circle of tombs) yang dianggap sebagai tempat suci para ulama dan beberapa pemimpin spiritual Afrika Selatan yang paling berpengaruh.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat