androidvodic.com

Banyak Jemaah Haji Batuk, Oralit Bisa Jadi Obat? Ini Penjelasannya - News

News, MADINAH - Jemaah haji mulai banyak mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) yang ditandai dengan batuk pilek.

Data Kesehatan Haji 2024 mencatat pelayanan kesehatan kloter terbanyak mengobati jemaah haji dengan keluhan ISPA.

Hingga 25 Juni 2024, 95.013 layanan sejak kedatangan jemaah mayoritas Ispa.

Pantau News, suara batuk bersahut sahutan di setiapmkerumunan jemaaah, baik dari Indonesia maioun nwgara lain.

Baca juga: Waspadai Musim Pancaroba, Sebabkan Kasus ISPA Hingga Demam Berdarah Dengue

Tak jarang jemaah haji Indonesia berobat dengan keluhan batuk pilek.

Salah satu terapi yang dijalani jemaah adalah kknsunsi oralit.

Mengapa oralit? Bukankah selama ini cairan elektrolitbdiberikan saat ssseoramg terkena diare?

Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Liliek Marhaendro mengatakan oralit bisa dipakai untuk mengurangi gejala batuk.

Pembeian oralit bagi jemaah yang sakit batuk, menurut Liliek sudah tepat.

Sebab dengan meminum oralit bisa mengurangi gejala batuk.

“Karena fungsi Nacl untuk mengencerkan dahak,” terangnya.

Lebih lanjut Liliek menjelaskan, lapisan perlindungan saluran napas bagian atas terdiri dari dua lapisan yakni cairan kental atau gel layer dan cairan bening atau sol layer.

“Saat dehidrasi atau cuaca panas, maka lapisan sol layer atau solusio layer atau lapisan bening tersebut mudah menguap dan kering sehingga tersisa lapisan gel yang lengket dan bikin batuk,”ujar Liliek.

Karena lapisan silia atau bulu getar saluran napasnya lengket, lanjut dia, maka perlu diencerkan segera dengan minum banyak yang mengandung elekrolit fisiologis atau nacl fisiologis yang ada dalam kandungan pocari ion water ataupun oralit yang mudah didapatkan.

“Bisa juga dengan dinebulizer atau diuap dengan nacl 0,9 persen. Ya termudah diberikan oralit untuk mengemcerkan lapisan solusio layer yang menguap dan harus diminum sering supaya lapisan tersebut segera terbentuk dan tidak kering,” pungkasnya.

Liliek juga menyatakan persediaan obat batuk untuk jemaah haji masih banyak, baru digunakan sekitar 60 persen dari persediaan yang ada.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat