Meski Satu Partai, Eks Presiden Amerika George W Bush Ogah Pilih Donald Trump di Pilpres 2020 - News
News, WASHINGTON - Mantan Presiden AS, George W Bush, disebut tidak akan memberikan suaranya kepada Presiden Donald Trump di Pilpres AS 2020.
Bush, yang memimpin AS pada 2001 sampai 2009, termasuk dalam jajaran petinggi Partai Republik yang tak terang-terangan mendukung petahana.
Kini, di tengah krisis yang dihadapi negara adidaya itu, George W Bush dilaporkan mulai berpikir untuk menjatuhkan suaranya kepada rival Trump, Joe Biden.
Baca: Sempat Ditegur Wali Kota Washington DC, Trump Tarik Tentara Nasional dari Lokasi Demo George Floyd
Dalam laporan The New York Times, sumber menerangkan bahwa mantan Presiden AS berusia 73 tahun itu tidak akan mendukung pencalonan sang petahana.
Sementara adiknya, mantan Gubernur Florida Jeb Bush, disebut bingung bagaimana dia akan memilih presiden yang juga taipan real estate itu.
![Sejumlah demonstran berlutut dan meneriakkan yel-yel di depan Kantor Polisi Detroit saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Seth Herald](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/demo-dan-rusuh-pasca-tewasnya-george-floyd-merebak-di-amerika_20200602_220511.jpg)
Senator Utah Mitt Romney, yang dikenal sebagai penentang petahana, hampir pasti bakal memberikan dukungannya kepada suami Melania itu.
Sementara Cindy McCain, janda mendiang Senator John McCain, diyakini bakal memilih Joe Biden.
Namun, tidak diketahui bagaimana dia akan melakukannya. Sebabnya, salah satu anaknya diketahui juga tengah mencalonkan diri dalam Pilpres AS 2020, sehingga dia kebingungan untuk terang-terangan mendukung lawan.
Kemungkinan para petinggi Republikan itu didasari bahwa mereka membutuhkan angin perubahan setelah petahana dianggap gagal.
Selain dianggap gagal menangani wabah virus corona, Trump juga menyerukan pendekatan brutal untuk memadamkan kerusuhan karena demo kematian George Floyd.
Baca: Para Pengunjuk Rasa Aksi George Floyd Menuntut Donald Trump karena Kekerasan Polisi saat Demo
Bush tidak mengutarakan dukungannya kepada penerusnya secara terbuka.
Namun, Trump sempat mengomentari sang mantan presiden ketika dia terkena sidang pemakzulan.
Dalam kicauannya ketika Trump dimakzulkan pada akhir 2019, dia mengaku mengapresiasi pesan yang diterima oleh presiden ke-43 itu.
![Seorang pria melakukan perusakan bagian depan sebuah kantor saat terjadi aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di dekat Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Roberto Schmidt](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/demo-dan-rusuh-pasca-tewasnya-george-floyd-merebak-di-amerika_20200602_220839.jpg)
"Tapi ke mana dia ketika sidang pemakzulan. Dia tak lain ditemukan berbicara mengenai hoaks terbesar dalam sejarah Amerika," tuduh petahana.
Terkini Lainnya
Rusuh di Amerika Serikat
Bush, yang memimpin AS pada 2001 sampai 2009, termasuk dalam jajaran petinggi Partai Republik yang tak terang-terangan mendukung petahana.
BERITA TERKINI
berita POPULER
Menlu Yordania: Tak Hanya Jadi Kuburan bagi Anak-anak, Gaza juga Kuburan bagi Hukum Internasional
Duel Jet Tempur F-15 Vs MiG-21 India: Kekalahan Memalukan AU Amerika oleh Pesawat Tua Buatan Rusia
Tentara Israel Masuk Terowongan Jebakan, Brigade Al-Qassam Langsung Pompa Gas Peledak
Ben-Gvir: Israel akan Membubarkan Otoritas Palestina jika AS Menjatuhkan Sanksi pada Menteri Israel
Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, Ini Reaksi Obama hingga Zelensky