androidvodic.com

Reaksi Berlebihan Para Pemimpin Dunia Hanya akan Memperburuk Situasi Krisis Ekonomi akibat Covid-19 - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, MOSKWA - Investor legendaris Jim Rogers mengatakan reaksi berlebihan para pemimpin dunia, hanya akan memperburuk situasi krisis ekonomi yang disebabkan pandemi virus corona (Covid-19).

Krisis kali ini memang disebut sebagai krisis terdalam sejak beberapa dekade.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Forum Investasi Tahunan 'Russia Calling' ke-12 yang diadakan di Moskwa, Rusia, saat ditanya apakah dirinya melihat adanya kesamaan antara krisis keuangan kali ini dengan sebelumnya.

"Ini mungkin krisis terburuk yang pernah saya lihat dalam hidup saya, karena semuanya runtuh dan saya lihat politisi, media dan semua orang bereaksi berlebihan, semua bisnis ditutup," kata Rogers.

Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (31/10/2020), agenda bisnis tahun ini untuk kali pertama digelar secara online karena adanya pandemi.

Baca juga: Selesaikan Krisis Kesehatan, Mencegah Krisis Ekonomi 

"Kami mengalami banyak epidemi dalam sejarah, tetapi belum pernah sebelumnya mereka menutup McDonalds, belum pernah mereka menutup semua maskapai penerbangan," jelas Rogers.

Ia menambahkan bahwa reaksi berlebihan ini telah merusak ekonomi dan kehidupan banyak orang.

Investor ini meyakini bahwa krisis yang terjadi saat ini sangat berbeda dengan krisis sebelumnya.

Hal itu karena dalam sejarah, belum pernah ada pemerintah yang membelanjakan, mencetak atau meminjam begitu banyak uang.

Meskipun situasi saat ini mungkin baik bagi pasar, namun Rogers mencatat bahwa ini tidak baik untuk masa depan karena utang yang akan terus meroket.

"Saya mengingatkan anda semua, sudah 11 tahun sejak kita mengalami pasar bearish yang serius, dan saya juga mengatakan kepada anda semua bahwa mungkin lain kali ketika kita memiliki pasar bearish yang serius, ini akan menjadi yang terburuk dalam hidup saya," tegas Rogers kepada peserta forum itu.

Perlu diketahui, bearish merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar saham yang mengalami tren turun atau melemah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat