androidvodic.com

Panggil Dubes Belarusia, Inggris dan Uni Eropa Layangkan Protes soal Insiden Ryanair - News

News, BRUSSELS - Uni Eropa (UE) memanggil Duta Besar Belarusia untuk UE, Aleksandr Mikhnevich pada Senin waktu setempat
untuk menyampaikan pernyataan protes terhadap insiden pendaratan darurat pesawat Ryanair di Minsk, Belarusia.

Pernyataan ini disampaikan European External Action Service (EEAS) dalam sebuah pernyataan resminya.

"Atas permintaan Perwakilan Tinggi Josep Borrell, Sekretaris Jenderal Layanan Tindakan Eksternal Eropa Stefano Sannino, memanggil Duta Besar Republik Belarus untuk Uni Eropa, Aleksandr Mikhnevich, kami mengecam langkah dari pihak berwenang Belarusia yang memaksa sebuah pesawat sipil melakukan pendaratan darurat di Minsk dan menahan penumpangnya Raman Protasevich, seorang jurnalis dan aktivis independen Belarusia," kata EEAS.

Menurut pernyataan itu, diplomat tersebut telah diberitahu tentang 'kecaman tegas' terkait insiden ini dari negara-negara anggota UE, sementara UE menyerukan pembebasan Protasevich.

Hal yang sama dilakukan Inggris yang memanggil Duta Besar Belarusia di London.

Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (24/5/2021), Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Dominic Raab pada hari Senin waktu setempat mengatakan bahwa negaranya melihat 'tidak ada bukti' yang menunjukkan kebenaran dari klaim Belarusia tentang ancaman bom di pesawat Ryanair.

"rezim di Belarusia harus memberikan penjelasan lengkap tentang apa yang tampaknya menjadi pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Kami telah memanggil Duta Besar Belarusia dan Menteri Lingkungan Eropa untuk menyampaikan kecaman kami atas tindakan ini," kata Raab, kepada parlemen Inggris.

Baca juga: Demi Tangkap Jurnalis Oposisi, Pemerintah Belarusia Kerahkan Jet Tempur

Ia juga menambahkan bahwa Inggris sedang mempertimbangkan pemberian sanksi bagi otoritas Belarusia yang bertindak tanpa mematuhi hukum internasional.

"Kami bekerja sama dengan mitra internasional kami untuk mengeksplorasi setiap opsi diplomatik potensial. Di luar jalur diplomatik, kami secara aktif mempertimbangkan dan akan berkoordinasi dengan sekutu kami terkait sanksi lebih lanjut bagi mereka yang bertanggung jawab atas perilaku aneh ini," tegas Raab.

Perlu diketahui, pada 23 Mei kemarin, sebuah pesawat Ryanair yang terbang dari Athena Yunani menuju Vilnius Lithuania terpaksa melakukan pendaratan darurat di Minsk Belarusia, menyusul adanya dugaan ancaman bom yang kemudian dikonfirmasi sebagai informasi palsu.

Blogger oposisi Raman Protasevich, yang menjadi salah satu penumpang pesawat itu pun ditahan selama masa transit di kota Minsk.

Dianggap sebagai ekstremis oleh otoritas Belarusia, Protasevich saat ini tengah dibayangi hukuman pidana 15 tahun penjara.

Insiden penerbangan Ryanair ini telah memicu gelombang kritik dari para pemimpin Eropa yang menuduh pemerintah Belarusia ikut campur terhadap penerbangan sipil UE.

Sebagai tanggapan protes, UE pun mengancam akan menutup wilayah udara Belarusia untuk penerbangan internasional.

Namun, ini bukan kali pertama sebuah pesawat dilarang terbang atas permintaan otoritas negara ketiga.

Karena pada 2013 lalu, pesawat Presiden Bolivia saat itu Evo Morales diarahkan oleh Austria untuk melakukan pendaratan darurat atas perintah Amerika Serikat (AS) selama perburuan terhadap mantan staf Badan Keamanan Nasional AS Edward Snowden.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat