androidvodic.com

WHO: Vaksinasi Anak-anak Bukan Prioritas Tinggi di Tengah Kekurangan Pasokan - News

News - Pakar vaksin terkemuka dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Kate O'Brien memberikan komentar terkait vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak.

Berdasarkan perspektif WHO, Dr Kate O'Brien mengatakan, vaksinasi bagi anak-anak bukan prioritas tinggi, mengingat pasokan global sangat terbatas.

Melansir Al Jazeera, Kamis (3/6/2021), O'Brien menekankan, anak-anak tidak menjadi fokus program vaksinasi Covid-19.

Meski demikian, banyak negara yang mengizinkan suntikan virus corona untuk remaja dan anak-anak.

"Anak-anak berada pada risiko yang sangat, sangat rendah untuk benar-benar terkena penyakit Covid," kata wanita yang juga dokter anak dan Direktur Departemen Vaksin WHO.

Baca juga: Sudah Divaksin Covid-19, Teti Sedih Tahun Ini Belum Bisa Berangkat Haji 

Baca juga: Adakah Vaksin Covid-19 untuk Anak-Anak Sebagai Persiapan Sekolah Tatap Muka Bulan Juli? Ini Jawaban Kemenkes

Ilustrasi vaksinasi. Berdasarkan perspektif WHO, Dr Kate O'Brien mengatakan vaksinasi bagi anak-anak bukan prioritas tinggi, mengingat pasokan global sangat terbatas.
Ilustrasi vaksinasi. Berdasarkan perspektif WHO, Dr Kate O'Brien mengatakan vaksinasi bagi anak-anak bukan prioritas tinggi, mengingat pasokan global sangat terbatas. (Shutterstock)

Ia mengatakan, alasan untuk mengimunisasi anak-anak untuk menghentikan penularan daripada melindungi mereka dari sakit atau kematian.

"Ketika kita berada di situasi yang sulit seperti saat ini, di mana pasokan vaksin tidak mencukupi untuk semua orang di seluruh dunia, mengimunisasi anak-anak bukanlah prioritas utama saat ini," kata dia.

O'Brien mengatakan sangat penting untuk memastikan petugas kesehatan dan orang tua, atau mereka yang memiliki kondisi yang mendasarinya disuntik, sebelum remaja dan anak-anak.

Kanada, Amerika Serikat, dan Uni Eropa baru-baru ini memberikan lampu hijau untuk vaksin COVID-19 untuk anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun.

Baca juga: Vaksinasi di Jepang Semakin Cepat dan Lancar Tersebar Luas Termasuk Tokyo

Baca juga: Penanganan Pasien Covid-19 di RSUD Lukmonohadi Kudus Belum Sesuai Standar WHO

Gambar selebaran ini diambil dan dirilis pada 12 Februari 2021 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan sambutannya saat konferensi pers pada 12 Februari 2021 di Jenewa. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada 12 Februari 2021 bahwa semua hipotesis tentang asal-usul pandemi Covid-19 tetap ada di atas meja setelah penyelidikan WHO di China.
Gambar selebaran ini diambil dan dirilis pada 12 Februari 2021 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan sambutannya saat konferensi pers pada 12 Februari 2021 di Jenewa. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada 12 Februari 2021 bahwa semua hipotesis tentang asal-usul pandemi Covid-19 tetap ada di atas meja setelah penyelidikan WHO di China. (Christopher Black / Organisasi Kesehatan Dunia / AFP)

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mendesak negara-negara kaya untuk menyumbangkan vaksin ke negara-negara miskin ketimbang mengimunisasi remaja dan anak-anak.

Kurang dari satu persen vaksin Covid-19 yang diberikan secara global telah digunakan di negara-negara miskin.

O'Brien mengatakan, waktu tepat untuk mengimunisasi anak-anak terhadap virus corona adalah saat pasokan meningkat jauh lebih banyak.

Ia menambahkan, tidak perlu memvaksinasi anak-anak sebelum mengirim mereka kembali ke sekolah, selama orang dewasa telah diimunisasi.

"Imunisasi anak-anak untuk mengirim mereka kembali ke sekolah bukanlah persyaratan utama bagi mereka untuk kembali ke sekolah dengan selamat," katanya.

"Mereka bisa kembali ke sekolah dengan selamat jika kita mengimunisasi orang-orang di sekitar yang berisiko.”

Berita lain terkati Vaksinasi Covid-19

(News/Andari Wulan Nugrahani)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat