androidvodic.com

4 Juta Orang Meninggal di Dunia Ketika Asia Tengah Berjuang Lawan Varian Delta - News

News, JENEWA — Lebih dari empat juta orang telah meninggal dunia karena infeksi Covid-19. Hal itu dilaporkan WHO pada Rabu (8/7/2021) waktu setempat.

Hal iu terjadi di saat banyak negara yang kaya bersiap untuk melonggarkan pembatasan dan ketika negara-negara di Asia tengah memerangi kasus infeksi yang melonjak.

Indonesia telah menjadi hotspot global, dengan rumah sakit harus menolak pasien, pihak berwenang terpaksa mengimpor pasokan oksigen dan rekor 1.040 kematian dilaporkan pada hari Rabu.

"Dunia berada pada titik berbahaya dalam pandemi ini," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dilansir dari Arab News, Kamis (8/7/2021).

Dia mengatakan beberapa negara dengan cakupan vaksinasi tinggi "santai seolah-olah pandemi sudah berakhir."

Sementara yang lain melihat lonjakan tajam dalam kasus karena varian yang sangat cepat menular dan "ketidakadilan yang mengejutkan" dalam akses ke vaksin.

Indonesia adalah salah satu negara yang terpukul keras.

Pemerintah telah memperluas pembatasan di seluruh nusantara menyusul PPKM darurat di ibu kota Jakarta dan beberapa daerah lainnya di Pulau Jawa.

Baca juga: Semua Vaksin Covid-19 yang Disetujui WHO Efektif Hadapi Varian Delta

"Kita perlu memperhatikan ketersediaan rumah sakit," kata menteri senior Airlangga Hartarto.

Pembatasan baru ini berlaku untuk puluhan kota dan meluas di seluruh negara yang luas dengan populasi hampir 270 juta orang, yang telah diserang varian Delta yang sangat menular yang pertama kali terdeteksi di India.

Wabah varian Delta juga telah menyebabkan pengenaan pembatasan di Australia, termasuk di kota terbesarnya Sydney di mana perintah melakukan lockdown pada lebih dari lima juta penduduk pada hari Rabu diperpanjang setidaknya satu minggu lagi.

"Varian Delta ini adalah pengubah permainan, sangat dapat dittransmisikan," kata Gladys Berejiklian, perdana menteri Negara Bagian New South Wales, di mana Sydney adalah ibu kotanya.

Australia sebagian besar telah menjaga wabah ini sejak pandemi dimulai, tetapi pemerintah berada di bawah tekanan yang meningkat atas peluncuran vaksin yang lambat.

"Masih menakutkan bahwa virus itu ada di luar sana," kata Menno De Moel, 44, di pusat vaksinasi di Sydney di mana ia mendapatkan dosis pertamanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat