androidvodic.com

Penelitian Inggris: Varian Omicron Lebih Ringan dari Covid-19 Strain Delta - News

News - Dua penelitian terbaru di Inggris mengindikasikan varian Covid-19 Omicron mungkin lebih ringan daripada varian Delta.

Kendati demikian, ilmuwan menekankan temuan ini dapat berubah melihat fakta Omicron menyebar jauh lebih cepat dari Delta dan mampu menghindari vaksin.

Studi yang dirilis pada Rabu (22/12/2021) ini merupakan hasil penelitian tim respon Covid-19 Imperial College London.

Analisis yang memperkirakan risiko rawat inap pasien Omicron di Inggris ini menemukan orang yang terinfeksi varian asal Afsel itu sekitar 20 persen lebih kecil kemungkinannya dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Efektif Lawan Omicron, AS Izinkan Pil Paxlovid Pfizer untuk Obat Oral Covid-19

Baca juga: Efektifkah Vaksin Booster Covid-19 Menangkal Omicron? Begini Penjelasan Pakar Mikribiologi

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan kembali pembatasan Covid-19 karena varian Omicron, pada Rabu (8/12/2021).
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan kembali pembatasan Covid-19 karena varian Omicron, pada Rabu (8/12/2021). (AFP)

Berbanding 40 persen kemungkinan pasien varian Delta untuk mencapai keparahan tertentu hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Analisis ini mencakup semua kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Inggris pada paruh pertama Desember.

Diketahui tercatat ada 56.000 kasus Omicron dan 269.000 kasus Delta.

Sebuah studi terpisah dari University of Edinburgh di Skotlandia menyebut risiko rawat inap Omicron dua pertiga lebih sedikit dari Delta.

Tetapi penelitian itu menunjukkan bahwa hampir 24.000 kasus Omicron di Skotlandia, sebagian besar terjadi pada orang dewasa muda berusia 20 hingga 39 tahun.

Orang yang lebih muda jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan kasus Covid-19 yang parah.

"Investigasi nasional ini adalah salah satu yang pertama menunjukkan bahwa Omicron lebih kecil kemungkinannya menyebabkan rawat inap Covid-19 daripada Delta," tulis para peneliti, dikutip dari AP News

Kendati demikian, temuan tersebut belum ditinjau sejawat sebagai standar dalam penelitian ilmiah.

Menurut Matthew Binnicker, direktur virologi klinis di Mayo Clinic di Rochester, penelitian di Skotlandia memiliki persentase orang yang lebih muda hampir dua kali lebih tinggi untuk kelompok Omicron dibandingkan dengan kelompok Delta.

Sehingga hal ini dapat menimbulkan kesimpulan yang bias bahwa kasus Covid-19 yang tidak terlalu parah terjadi pada pasien Omicron.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat