androidvodic.com

Makin Panas, Militer Rusia 'Kepung' Ukraina dari Darat dan Laut, AS Enggan Terlibat Konflik Terbuka - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, MOSKWA - Konflik antara Rusia dan Ukraina kian memanas setelah ribuan tentara Rusia pada Kamis kemarin memulai latihan 10 hari di Belarus.

Ukraina pun memperingatkan latihan Angkatan Laut (AL) Rusia yang akan datang 'begitu ekstensif', sehingga mereka akan memblokir jalur pelayaran, karena Rusia terus memperketat aksi militernya di Ukraina.

Sementara itu di Moskwa, diplomat top Rusia, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, memberikan penilaian suramnya tentang upaya diplomatik yang bertujuan untuk menghalangi invasi skala penuh.

Ia menolak pembicaraannya dengan rekan Inggrisnya dan menyebutnya sebagai percakapan tentang 'orang bisu dengan orang tuli'.

Baca juga: Bertemu di Berlin, Rusia dan Ukraina Gagal Mencapai Kesepakatan

Lavrov pun kembali menegaskan bahwa negara Barat tidak secara serius menangani masalah Rusia yang paling mendesak.

Dikutip dari laman The New York Times, Jumat (11/2/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin sedikit 'lebih mendamaikan' dengan mengatakan kepada wartawan pada Kamis kemarin bahwa negosiasi dengan Barat terus berlanjut atas tuntutan Rusia untuk membentuk kembali arsitektur keamanan Eropa Timur.

Putin menekankan bahwa Rusia sedang mempersiapkan tanggapan tertulis bolak-balik dengan Amerika Serikat (AS) dan NATO.

Tidak hanya itu, ia juga berencana untuk berbicara melalui telepon dalam beberapa hari mendatang dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca juga: Gambar Satelit Baru Tunjukkan Berlanjutnya Penumpukan Militer Rusia di Tiga Sisi Ukraina

Namun tampaknya aktivitas militer Rusia yang intensif di Utara, Timur dan Selatan Ukraina memberikan nada yang tidak menyenangkan pada upaya perebutan diplomatik.

Citra satelit yang dikumpulkan pada Rabu dan Kamis kemarin mengungkapkan pengerahan baru peralatan dan pasukan militer Rusia di Krimea, Rusia barat dan Belarusia.

Presiden AS Joe Biden bahkan memperingatkan warga Amerika yang ada di Ukraina untuk segera meninggalkan negara itu.

Dalam sebuah wawancara pada Kamis kemarin dengan NBC News, Biden mengaku tidak akan mengirimkan pasukan untuk menyelamatkan warganya yang tersisa jika terjadi invasi.

Seorang tentara Prancis mengambil bagian dalam latihan besar sebagai bagian dari operasi EFP (Enhance forward presence) NATO di kamp tentara Tapa Estonia dekat Rakvere, pada 6 Februari 2022. (Photo by ALAIN JOCARD / AFP)
Seorang tentara Prancis mengambil bagian dalam latihan besar sebagai bagian dari operasi EFP (Enhance forward presence) NATO di kamp tentara Tapa Estonia dekat Rakvere, pada 6 Februari 2022. (Photo by ALAIN JOCARD / AFP) (AFP/ALAIN JOCARD)

Karena itu berisiko menimbulkan konflik secara langsung dengan pasukan Rusia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat