androidvodic.com

Hentikan Konflik Rusia-Ukraina, Presiden Jokowi: Perang Tidak Boleh Terjadi - News

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan agar ketegangan antara Rusia dan Ukraina dihentikan.

Semua pihak yang terlibat menahan diri agar tercipta perdamaian. 

"Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi," kata Jokowi dalam akun twitternya @jokowi, Senin, (21/2/2022).

 Ketegangan yang terjadi, menurut Presiden, jangan sampai berujung perang.

Saat ini justru yang dibutuhkan adalah sinergitas dan kolaborasi masyarakat dunia dalam menghadapi Pandemi.

"Saatnya kita memulihkan ekonomi dunia, mengantisipasi kelangkaan pangan, dan mencegah kelaparan," tulis Presiden.

Untuk diketahui ketegangan semakin meningkat antara Rusia dan Ukraina.

Baca juga: AS Peringatkan PBB: Rusia Kantongi Daftar Orang Ukraina yang Ditarget Dibunuh atau Dikirim ke Kamp

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memperingatkan serangan Rusia bisa terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Meski begitu, jalur diplomasi masih terbuka untuk mengurangi ketegangan.

Mengutip Al Jazeera, Joe Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat yakin Presiden Rusia, Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina

Berbicara dari Gedung Putih pada Jumat (18/2/2022) sore, Biden mengatakan pasukan Rusia saat ini mengepung Ukraina.

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memperingatkan serangan Rusia bisa terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Meski begitu, jalur diplomasi masih terbuka untuk mengurangi ketegangan.

Washington yakin Moskow akan menargetkan ibu kota Ukraina, Kyiv.

"Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa pasukan Rusia sedang merencanakan dan berniat untuk menyerang Ukraina dalam beberapa minggu mendatang, (atau) dalam beberapa hari mendatang," katanya kepada wartawan.

“Jangan salah, jika Rusia mengejar rencananya, itu akan menjadi bencana dan perang pilihan yang tidak perlu."

"AS dan sekutu kami siap untuk mempertahankan setiap inci wilayah NATO dari ancaman apapun terhadap keamanan kolektif kami juga," jelasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat