androidvodic.com

McDonald's, Starbucks, Coca-Cola dan Pepsi Hentikan Operasional di Rusia, Bagaimana Gaji Karyawan? - News

News - Deretan perusahaan makanan dan minuman asal Barat yang ikonik ini menyetop operasionalnya di Rusia.

Starbucks, Coca-Cola, dan Pepsi bergabung dengan McDonald's menghentikan operasional mereka sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir The Guardian, Selasa malam (8/3/2022), PepsiCo, pembuat minuman ringan dan makanan ringan, mengatakan pihaknya menangguhkan semua iklan di Rusia.

Pepsi juga menghentikan penjualan merek minumannya, setelah pengumuman serupa oleh saingannya Coca-Cola.

Baca juga: 4 Syarat yang Harus Dipenuhi Ukraina Jika Ingin Rusia Hentikan Serangan, Tak Gabung dengan NATO

Baca juga: Perang Ukraina dan Rusia, Presiden AAYG Dorong Negara Asia Afrika Berikan Resolusi

Logo Starbucks
Logo Starbucks (Mirror)

Raksasa makanan cepat saji McDonald's mengatakan mereka akan menangguhkan sementara operasi 850 restoran di Rusia.

Perusahaan yang berbasis di Chicago ini, memiliki 84 persen tokonya di Rusia, akan berimbas besar pada finansial karena penutupan tersebut.

Baru-baru ini, McDonald's mengatakan restorannya di Rusia dan Ukraina menyumbang 9 persen dari pendapatan tahunannya, atau sekitar $2 miliar.

Sementara, perusahaan menyebut akan terus membayar 62.000 karyawan yang berada di Rusia. 

Baca juga: Artis NFT Asal Rusia Bakar Paspornya Demi Mendukung Ukraina

Baca juga: Khawatirkan Situasi di Ukraina, China Akan Kirim Bantuan dan Desak Kedua Pihak Menahan Diri

Ilustrasi burger mcdonalds
Ilustrasi burger mcdonalds (Gambar oleh Shutterbug75 dari Pixabay)

Diketahui, McDonald's membuka cabang Rusia pertamanya di Pushkin Square di Moskow pada 31 Januari 1990.

Waktu itu sekitar 38.000 orang Soviet mengantre berjam-jam untuk mencicipi Big Mac, simbol kapitalisme Amerika.

Dalam sebuah pesan kepada staf dan pemegang waralaba, Chris Kempczinski, kepala eksekutif McDonald's, mengatakan situasinya "sangat menantang untuk merek global seperti milik kami".

Sebab, merek tersebut bekerja dengan ratusan pemasok lokal dan mitra yang memproduksi makanannya.

“Kami memahami dampaknya terhadap rekan dan mitra kami di Rusia,” katanya.

“Konflik di Ukraina dan krisis kemanusiaan di Eropa telah menyebabkan penderitaan yang tak terkatakan bagi orang-orang yang tidak bersalah," terangnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat