Tak Lagi Desak Keanggotaan, Presiden Ukraina Maklumi Ketakutan NATO, Buka Dialog dengan Putin - News
News - - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memaklumi ketakutan NATO.
Karenanya, ia tak lagi mendesak keanggotaan NATO untuk Ukraina, masalah sensitif yang menjadi salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina yang pro-Barat.
Dalam tanggapan lain yang ditujukan untuk "menenangkan" Moskow, Zelensky mengatakan dia terbuka untuk berkompromi pada status dua wilayah pro-Rusia, Donetsk dan Luhansk.
Dua wilayah itu diakui Presiden Vladimir Putin sebagai wilayah merdeka sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari.
Baca juga: Listrik di PLTN Chernobyl Terputus, Ukraina Peringatkan Risiko jika Cairan Pendingin Menguap
"Saya telah tenang mengenai pertanyaan ini sejak lama setelah kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina," kata Zelensky dalam sebuah wawancara yang disiarkan ABC News pada Senin (7/3/2022) malam waktu setempat.
![Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky berbicara saat menggelar jumpa pers di Kota Kyiv (Kiev), Ukraina, Kamis (3/3/2022) waktu setempat. Volodymyr Zelensky meminta pihak Barat untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina. Ia mengatakan, jika tidak, Rusia akan maju ke seluruh Eropa.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-ukraina-volodymyr-zelensky-gelar-jumpa-pers_20220305_024833.jpg)
"Aliansi (NATO) takut akan hal-hal kontroversial, dan konfrontasi dengan Rusia," tambah dia, dikutip dari AFP, Rabu (9/3/2022).
Mengacu pada keanggotaan NATO, Zelensky mengatakan melalui seorang penerjemah bahwa dirinya tidak ingin menjadi presiden dari negara yang memohon sesuatu dengan berlutut.
Baca juga: Arti Simbol Huruf Z yang Digunakan Militer Rusia saat Invasi Ukraina
Rusia sendiri telah mengatakan tidak ingin negara tetangga Ukraina bergabung dengan NATO, aliansi transatlantik yang dibuat pada awal Perang Dingin untuk melindungi Eropa dari Uni Soviet.
Dalam beberapa tahun terakhir aliansi telah berkembang lebih jauh dan lebih jauh ke timur untuk mengambil negara-negara bekas blok Soviet, membuat marah Kremlin.
![Pengungsi mengantre dalam cuaca dingin saat mereka menunggu untuk dipindahkan ke stasiun kereta api setelah melintasi perbatasan Ukraina ke Polandia, di perbatasan Medyka di Polandia, pada 7 Maret 2022. - Lebih dari 1,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia, menurut data terbaru PBB pada 6 Maret 2022.
(Photo by Louisa GOULIAMAKI / AFP)](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/lebih-dari-2-juta-orang-telah-mengungsi-dari-ukraina_20220309_201911.jpg)
Rusia melihat perluasan NATO sebagai ancaman, seperti halnya postur militer sekutu baru Barat ini di depan pintunya.
Sesaat sebelum dia mengejutkan dunia dengan memerintahkan invasi Rusia ke Ukraina, Putin telah lebih dulu mengakui dua "republik" separatis pro-Rusia di Ukraina timur, yakni Donetsk dan Lugansk yang telah berperang dengan Kyiv sejak 2014.
Putin sekarang ingin Ukraina juga mengakui keduanya sebagai negara yang berdaulat dan mandiri.
Ketika ABC News bertanya tentang permintaan Rusia ini, Zelensky mengatakan dia terbuka untuk berdialog.
Baca juga: 22 Tewas, Rusia Bombadir Pemukiman di Sumy Ukraina, Gubernur: Tiga Bom dalam 1 Malam, Mengerikan
"Saya berbicara tentang jaminan keamanan," katanya.
Terkini Lainnya
Konflk Rusia Vs Ukraina
Zelensky mengatakan dia terbuka untuk berkompromi pada status dua wilayah pro-Rusia, Donetsk dan Luhansk.
BERITA TERKINI
berita POPULER
Revolusi Hamas Rekrut Ribuan Pejuang Perangi Israel di Gaza, Brigade Qassam Ramu Bahan Ledak
Netanyahu Tuduh Gallant Rencanakan Penggulingan Pemerintah, Sinwar Bisa Menang Mudah atas Israel
Bombardir Gunung Toura Lebanon, Israel Bantai Lebih dari 700 Ekor Kambing
Pemasok Senjata Terbesar ke Israel, Jerman Larang Simbol Segitiga Merah Menghadap ke Bawah
Sedikitnya 4 Meninggal di Jepang Gara-gara Kepanasan