androidvodic.com

Sekutu Putin Ingatkan Perang Nuklir Besar-besaran Jika NATO Berkonflik dengan Rusia - News

News - Sekutu terdekat Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan Barat tentang risiko jika NATO berkonflik dengan Rusia.

Dilansir Reuters, pasokan senjata kepada Ukraina oleh Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya dapat memicu konflik antara Rusia dan aliansi militer tersebut. 

Mantan Presiden Dmitry Medvedev, yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, mengatakan konflik seperti itu dengan NATO selalu membawa risiko berubah menjadi perang nuklir besar-besaran.

Baca juga: Finlandia Menyatakan Setuju Gabung NATO, Apa Artinya? Bagaimana Ancaman Rusia?

Baca juga: Rusia Kehilangan Kolonel ke-41 dalam Pertempuran di Ukraina

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev. (The Japan Times)

"Negara-negara NATO memompa senjata ke Ukraina, melatih pasukan untuk menggunakan peralatan Barat, mengirim tentara bayaran dan latihan negara-negara Aliansi di dekat perbatasan kita meningkatkan kemungkinan konflik langsung dan terbuka antara NATO dan Rusia," kata Medvedev dalam sebuah posting Telegram, Kamis (12/5/2022).

"Konflik seperti itu selalu memiliki risiko berubah menjadi perang nuklir penuh," kata Medvedev.

"Ini akan menjadi skenario bencana bagi semua orang," pungkasnya.

Sejauh ini, Rusia dan Amerika Serikat memiliki kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Rusia memiliki sekitar 6.257 hulu ledak nuklir.

Sedangkan tiga kekuatan nuklir NATO; AS, Inggris, dan Prancis memiliki sekitar 6.065 hulu ledak gabungan, menurut Arms Control Association di Washington.

Putin mengatakan operasi khusus di Ukraina dilakukan karena AS menggunakan Kyiv untuk mengancam negaranya.

Moskow, menurut Putin, juga harus melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia.

Putin, yang mengatakan Ukraina dan Rusia pada dasarnya adalah satu, menyebut perang itu sebagai konfrontasi yang tak terhindarkan dengan Amerika Serikat, yang dia tuduh mengancam Rusia dengan ikut campur di halaman belakangnya melalui perluasan NATO ke arah timur.

Di sisi lain, Ukraina menganggap sedang memerangi perampasan tanah gaya kekaisaran, Kyiv juga menilai klaim genosida Putin adalah omong kosong.

Kyiv mengatakan invasi Putin hanya memperkuat keinginan rakyat Ukraina untuk berpaling ke barat dari orbit Rusia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat