androidvodic.com

Presiden Ebrahim Raisi: Iran akan Balas Pembunuhan Perwira IRGC Hassan Sayyad Khodayari - News

News - Presiden Iran Ebrahim Raisi menggemakan komentar terkait pembunuhan anggota elit Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) di Teheran.

"Iran akan membalas pembunuhan seorang perwira Pengawal Revolusi yang ditembak mati di Teheran," tegas Raisi, dikutip The Guardian.

Perwira Hassan Sayyad Khodayari dibunuh pada Minggu (22/5/2022), di luar rumahnya oleh penyerang yang mengendarai sepeda motor.

Iran menyalahkan "elemen yang terkait dengan arogansi global", istilahnya untuk Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, termasuk Israel.

Baca juga: Kolonel Iran Perwira Pasukan Quds Ditembak Mati di Depan Rumahnya di Teheran

Baca juga: Teheran Segera Eksekusi Dokter Berkewarganegaraan Warga Swedia-Iran, Dituduh Jadi Spion Israel

Presiden Iran Ebrahim Raisi berpidato di Teheran, Senin (3/1/2022) untuk memeringati dua tahun pembunuhan Komandan Iran, Jenderal Qasem Soleimani di Irak dalam serangan oleh AS.
Presiden Iran Ebrahim Raisi berpidato di Teheran, Senin (3/1/2022) untuk memeringati dua tahun pembunuhan Komandan Iran, Jenderal Qasem Soleimani di Irak dalam serangan oleh AS. (AFP)

Berita ini merupakan pembunuhan paling menghebohkan di Iran sejak pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh pada November 2020.

“Saya bersikeras pada pengejaran serius [para pembunuh] oleh pejabat keamanan, dan saya tidak ragu bahwa darah martir besar ini akan dibalaskan," ucap Raisi.

“Tidak ada keraguan bahwa tangan arogansi global dapat terlihat dalam kejahatan ini,” tambahnya.

Dia berbicara tepat sebelum mengunjungi Oman.

Di Oman, Raisi dijadwalkan bertemu dengan Sultan Haitham, Sultan Oman.

Baca juga: Para Menteri Luar Negeri G7 Beri Peringatan kepada Teheran dan Moskow

Pemakanan Khodayari

Pemakaman Khodayari berlangsung di Teheran pada Senin (23/5/2022) pukul 17.00 waktu setempat.

IRGC menggambarkan Khodayari sebagai “pembela tempat perlindungan”, sebuah istilah yang digunakan untuk mereka yang bekerja atas nama republik Islam di Suriah atau Irak.

Iran mempertahankan pengaruh politik yang signifikan di kedua negara, terutama setelah mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara di Suriah.

Televisi pemerintah mencatat bahwa Khodayari "dikenal" di Suriah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat