androidvodic.com

Setelah Digunakan Pasukan Ukraina, Drone Bayraktar TB2 jadi Primadona Baru - News

Laporan Wartawan News, Nur Febriana Trinugraheni

News, BAKU - Chief Technical Officer (CTO) perusahaan pertahanan swasta Turki Baykar, Selcuk Bayraktar mengatakan drone udara Bayraktar TB2 telah menarik banyak pelanggan di seluruh dunia, berkat kemampuannya yang dapat menghancurkan sistem artileri dan kendaraan lapis baja Rusia.

Drone jenis ini digunakan Ukraina selama melawan serangan pasukan Rusia. Selcuk Bayraktar menambahkan, drone Bayraktar TB2 telah menunjukkan bagaimana teknologi dapat merevolusi peperangan modern.

Baca juga: Ratusan Warga Lithuania Galang Dana Untuk Bantu Militer Ukraina Beli Drone Canggih

“Bayraktar TB2 melakukan apa yang seharusnya dilakukan, mengeluarkan beberapa sistem anti-pesawat paling canggih dan sistem artileri dan kendaraan lapis baja canggih. Seluruh dunia adalah pelanggan.” ujar Selcuk Bayraktar, yang dikutip dari laman Reuters.

Bayraktar TB2 yang memiliki lebar sayap 12 meter dan dapat terbang hingga ketinggian 25 ribu kaki sebelum menukik untuk menghancurkan tank dan artileri, telah membantu Ukraina melemahkan pasukan militer Rusia.

Berkat kontribusinya, senjata ini bahkan dijadikan subjek dalam lagu penyemangat untuk mengejek pasukan Rusia, dengan lirik “Bayraktar, Bayraktar”.

Baca juga: Unggul di Suriah dan Azerbaijan, Drone Bayraktar TB2 Jeblok di Ukraina

Drone Bayraktar TB2 juga mendapat perhatian dari Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Kementerian Pertahanan Rusia, yang menyebutkan nama drone ini setidaknya 45 kali di depan umum, sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu.

Perusahaan pertahanan Baykar yang didirikan pada tahun 1980-an oleh Ayah Selcuk Bayraktar, Ozdemir Bayraktar, saat ini dikelola oleh Selcuk bersama kedua adiknya, Haluk Bayraktar dan Ahmet Bayraktar. Perusahaan ini mulai fokus pada produksi pesawat tak berawak pada tahun 2005, di saat Turki berusaha meningkatkan kekuatan industri pertahanan lokalnya.

Drone Bayraktar TB2 menjadi salah satu senjata yang digunakan dalam konflik di Suriah, Irak, Libya dan Nagorno-Karabakh, serta Ukraina. Saat ini pemerintah Turki menjadikan senjata ini sebagai ujung tombak untuk mendorong ekspor di industri pertahanannya.

Presiden Turki Tayyip Erdogan yang juga ayah mertua Selcuk Bayraktar, mengatakan permintaan internasional untuk drone Bayraktar TB2 dan Akinci telah meningkat. Sementara itu, Selcuk Bayraktar mengatakan, dalam setahun perusahaannya dapat memproduksi 200 drone TB2.

Pesawat tak berawak Kizilelma dan drone TB3

Sekitar dua minggu yang lalu, Rusia mengatakan rencananya untuk mengembangkan senjata laser generasi baru, yang menurut Moskow dapat membutakan satelit yang sedang mengorbit dan dapat menghancurkan drone.

Namun Selcuk Bayraktar mengatakan senjata semacam itu tidak efektif untuk melawan drone Bayraktar TB2.

“Jangkauan mereka terbatas sehingga jika jangkauan sensorik dan amunisi Anda lebih panjang, mereka tidak akan efektif,” ujar pria lulusan Massachusetts Institute of Technology ini.

Baykar dilaporkan sedang mengerjakan drone TB3, senjata ini akan memiliki sayap yang dapat dilipat, dan dapat lepas landas atau mendarat di atas kapal induk dengan landasan pacu pendek. Baykar juga sedang mengembangkan pesawat tempur tak berawak yang disebut MUIS atau Kizilelma.

"Insya Allah, penerbangan pertama Kizilelma tahun depan, dan TB3 akhir tahun ini atau awal tahun depan. Jika Anda melihat cakrawala waktu yang lebih lama, kami sedang mengerjakan drone taksi, untuk itu kami perlu mengembangkan teknologi otonomi tingkat yang lebih tinggi, yang pada dasarnya adalah AI, tetapi itu akan merevolusi cara orang akan diangkut di kota.” kata Selcuk Bayraktar.

Invasi Rusia yang menewaskan ribuan orang, dan menyebabkan jutaan warga Ukraina mengungsi, mendapat kecaman keras dari pihak Barat yang telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Amerika Serikat dan sekutunya juga memberikan bantuan senjata kepada Ukraina untuk bertahan melawan serangan Rusia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat