androidvodic.com

POPULER Internasional: Kolera Mengancam Ukraina, Sumur Tercemar Mayat | Jika Rusia Kuasai Donbas - News

News - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Invasi Rusia di Ukraina masih terus terjadi.

Ukraina kini dihantui wabah kolera akibat banyaknya mayat korban perang yang membusuk.

Sementara itu, seorang intelijen menyebut Rusia bisa menyerang wilayah lain juga sudah berhasil menduduki Donbas.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan China, Wei Fenghe, mengatakan bahwa Beijing akan memulai perang jika Taiwan mendeklarasikan kemerdekaan.

Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Kolera Mengancam Nyawa Warga Mariupol Ukraina, Sumur Tercemar oleh Mayat Korban Perang

Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko, memperingatkan soal penyakit kolera dan penyakit mematikan lainnya yang mengancam nyawa warga.

Boychenko mengatakan, penyakit kolera mengancam nyawa ribuan orang di kota yang diduduki pasukan Rusia ini karena mayat tidak dikumpulkan di tengah suhu yang meningkat.

Boychenko sendiri dilaporkan tidak lagi berada di Mariupol.

Dalam acara di televisi nasional, Wali Kota Mariupol ini mengatakan sumur-sumur telah terkontaminasi mayat korban serangan Rusia.

Ia menyebut pengumpulan mayat berjalan lambat.

Kuburan yang masih baru terlihat di sebuah pemakaman di kota Mariupol pada 2 Juni 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. (Photo by STRINGER / AFP)
Kuburan yang masih baru terlihat di sebuah pemakaman di kota Mariupol pada 2 Juni 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. (Photo by STRINGER / AFP) (AFP/STRINGER)

Baca juga: Mariupol Ukraina Terancam Hadapi Wabah Kolera akibat Mayat Tidak Terkubur dan Sampah yang Cemari Air

Baca juga: 100 hingga 200 Tentara Ukraina Tewas Setiap Hari di Medan Perang

"Ada wabah disentri dan kolera. Sayangnya, ini adalah penilaian dokter kami: bahwa perang yang mengambil alih 20.000 penduduk sayangnya, dengan wabah infeksi ini, akan merenggut ribuan warga Mariupol lagi," kata dia, lapor The Guardian

Sebelumnya, ia menyebut Mariupol dikarantina dan tidak ada orang yang diizinkan masuk atau keluar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat