androidvodic.com

Taiwan Pamer Kecanggihan Senjata Howitzer Usai China Akhiri Latihan Militer - News

Laporan Wartawan News  Namira Yunia Lestanti

News, TAIPEI – Sehari setelah China mengakhiri latihan militer terbesarnya di sekitar Selat Taiwan, angkatan perang Taipei justru kembali melangsungkan latihan tembak-menembak pada Kamis (11/8/2022).

Latihan tersebut merupakan kali kedua yang digelar angkatan perang Taiwan, mengutip dari France24 latihan tembak ini dilakukan di wilayah paling selatan Taiwan tepatnya di sekitar kawasan Pingtung, pukul 08.30 waktu setempat.

Meski hanya berlangsung selama satu jam, namun Lou Woei-jye juru bicara Korps Angkatan Darat Kedelapan Taiwan menyebut bahwa latihan akbar tersebut digelar negaranya dengan  menerjunkan ratusan tentara, pasukan penembak senjata jarak jauh dan senjata suar.

Baca juga: Nancy Pelosi: AS Tidak akan Membiarkan China Meningkatkan Tekanan ke Taiwan

Selain senjata diatas, Taiwan juga turut mengeluarkan beberapa senjata artileri yang disusun secara sejajar di pinggir pantai Pingtung. Tampak pula tentara bersenjata Taiwan menembakkan rudal dari arteri Howitzer ke arah laut perbatasan.

"Kami memiliki dua tujuan untuk latihan tersebut, yang pertama adalah untuk mengesahkan kondisi artileri yang tepat dan kondisi perawatannya dan yang kedua adalah untuk mengkonfirmasi hasil tahun lalu," tambah Lou.

Sebelum ketegangan geopolitik ini terjadi, pemerintah China telah lebih dulu memperingatkan Taiwan untuk menutup pintu atas kunjungan kerja yang dilakukan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi ke Taipei.

Namun perintah tersebut tak indahkan oleh Taiwan hingga akhirnya China marah dan menggelar latihan udara dan laut selama berhari-hari, hingga mengancam keamanan wilayah perbatasan Taiwan.  

Bahkan China turut mengeluarkan sanksi tegas pada Taiwan,  agar negara ini mau melakukan reunifikasi sesuai dengan yang terlampir pada perjanjian Buku Putih 2000.

Baca juga: Taiwan Tolak Gagasan Pembentukan ‘Satu Negara Dua Sistem’ yang Diusulkan China

"Kami adalah satu China dan Taiwan bagian dari China. Hal ini fakta yang tidak bisa dipertentangkan, yang didukung oleh sejarah dan undang-undang. Taiwan tidak akan pernah menjadi negara karena statusnya sebagai bagian dari China tidak bisa diubah," kata buku putih itu.

Sebagai informasi sejak rilisnya pakta Buku Putih hubungan keduanya terus memburuk, terlebih sejak Tsai Ing-wen menjabat sebagai presiden Taiwan pada 2016 silam dimana pihaknya menolak model satu negara, dengan dua sistem seperti yang diusulkan oleh Buku Putih buatan Beijing.]

Menurut Taiwan, China sengaja menggunakan kunjungan Pelosi sebagai alasan untuk memulai latihan yang memungkinkannya bersiap untuk melakukan invasi. Hal tersebutlah yang membuat pemerintah Taiwan enggan mengikuti perintah China.

Baca juga: Menkeu Was-was Memanasnya Konflik China-Taiwan Bikin Inflasi Naik

"Seluruh pernyataan China benar-benar bertentangan dengan status quo lintas selat dan realitasnya," jelas juru bicara kementerian Taipei, Joanne Ou pada konferensi pers.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat