androidvodic.com

Kerusakan Pipa Nord Stream Mungkin Tidak Dapat Diperbaiki - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, BERLIN - Apa yang disebut-sebut sebagai 'sabotase' pada pipa gas Nord Stream Rusia mungkin telah menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Pernyataan ini dilaporkan media Jerman, Tagesspiegel pada Rabu kemarin, mengutip informasi dari 'lingkaran pemerintah' negara itu.

Kedua pipa itu pun rusak parah pada awal pekan ini.

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (29/9/2022), jika kerusakan tidak diperbaiki dalam waktu yang cukup cepat, maka akan ada banyak air laut asin yang mengalir ke pipa-pipa yang terletak di dasar Laut Baltik.

"Ini tentu saja dapat menimbulkan korosi permanen," kata pejabat Jerman.

Sementara itu, Denmark mengatakan pada Rabu kemarin bahwa pihak berwenangnya akan meluncurkan penyelidikan terkait masalah ini dalam waktu satu atau dua minggu ke depan, karena 'masalah keamanan'.

Media Jerman pun tidak menyebutkan rencana untuk perbaikan pipa oleh Rusia maupun Jerman.

Sekelompok anggota parlemen senior Jerman secara cepat menuding Rusia dan menyalahkan negara itu atas insiden tersebut.

"Serangan terhadap infrastruktur pasokan energi dimaksudkan untuk menyebarkan ketakutan dan teror. Kemungkinan Rusia mencoba untuk menimbulkan ketidakpastian diantara penduduk Eropa dan diduga menunjukkan kemampuannya untuk menyerang infrastruktur penting," kata seorang anggota parlemen Jerman dan Juru bicara Pencegahan Krisis untuk kelompok parlemen Persatuan Konservatif, Roderich Kiesewetter.

Ia menuduh Rusia menggunakan pendekatan 'terorisme negara'.

Kepala Komite Pertahanan parlemen Jerman, Marie-Agnes Strack-Zimmermann mengatakan bahwa wajar saja jika pihaknya mencurigai adanya dugaan Rusia telah melakukan teror.

"Tidak dapat dipungkiri bahwa dugaan serangan semacam itu akan diarahkan oleh Rusia untuk mengguncang pasar kami," jelas Zimmermann.

Ia juga menggunakan kesempatan itu untuk menyerukan agar Jerman dan Uni Eropa (UE) 'membebaskan' diri mereka dari 'ketergantungan pada bahan mentah Rusia secepat mungkin'.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat