androidvodic.com

Kemlu: Peluang Perusahaan Farmasi Indonesia Investasi di Afrika Terbuka Lebar - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

News, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) mendorong perusahaan farmasi Indonesia untuk berinvestasi di Afrika, seiring terbukanya peluang investasi di kawasan tersebut.

Direktur Afrika, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Dewi Justicia Meidiwaty atau biasa disapa Meidy mengatakan saat ini banyak negara, termasuk di Afrika, yang giat membangun ketahanan kesehatan nasional.

Sebab pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga bagi Afrika mengenai pentingnya kerja sama global membangun infrastruktur kesehatan.

Baca juga: Kemlu RI Sebut Referendum Rusia Atas 4 Wilayah Ukraina Langgar Piagam PBB, Pengamat Beri Apresiasi

"Indonesia siap berkontribusi memenuhi kebutuhan produk kesehatan masyarakat Afrika,” ujar Meidy dalam keterangannya, Rabu (6/10/2022).

Indonesia telah menyelenggarakan Indonesia-Africa Health and Investment Meeting (IA-HIM) secara hybrid selama dua hari, pada tanggal 4 dan 5 Oktober.

Acara ini diikuti oleh puluhan partisipan dari Kedutaan Besar negara Afrika Sub-Sahara untuk Indonesia dan perusahaan bidang kesehatan dari Indonesia dan Afrika.

Pertemuan ini bertujuan untuk mengeksplorasi kesempatan kerja sama di bidang kesehatan dan mendorong investasi perusahaan-perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang kesehatan untuk masuk ke pasar Afrika.

Baca juga: Kemlu Buka 100 Formasi untuk Seleksi PPPK Tahun 2022, Ini Rinciannya

Meidy mengatakan sejumlah negara-negara Afrika yang rentan dan beresiko tidak menerima vaksin dan obat-obatan tepat waktu dan harus memiliki saluran untuk menyuarakan keprihatinannya mengenai hal tersebut.

Pembicara dari Nigeria, Everest Okeakpu, Project Manager dari perusahaan Biovaccines Nigeria Limited menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 menunjukkan Afrika sebagai salah satu kawasan yang paling rentan terhadap ancaman keamanan kesehatan.

“Pandemi Covid-19 juga menjadi bukti keterbatasan kemampuan industri kesehatan dari mayoritas negara Afrika dalam mengatasi pandemi,” kata Okeakpu.

Di saat yang bersamaan, negara-negara Afrika menghadapi berbagai penyakit yang juga memerlukan penyediaan obat-obatan, vaksin, alat kesehatan, dan layanan medis bagi masyarakat.

Kebutuhan produk farmasi terbesar di kawasan Afrika didominasi oleh produk ARV untuk mengatasi HIV AIDS.

Sementara, penyakit tidak menular seperti malaria, diabetes, darah tinggi dan kanker juga mulai memperlihatkan kenaikan permintaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat