androidvodic.com

Banyak Korban Tewas Saat Tragedi Halloween Itaewon, Di Mana Pemerintah dan Polisi? - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, SEOUL - Petugas keamanan tampak berjaga-jaga di depan gang sempit Itaewon, Seoul, Korea Selatan (Korsel) yang telah ditutup, saat tim forensik yang mengenakan pakaian pelindung putih menjelajahi kawasan yang masih dipenuhi sampah dan puing-puing itu.

Di tengah kesedihan yang menyelimuti hati keluarga korban, muncul pertanyaan tentang 'penanganan pemerintah atas insiden tersebut dan kurangnya kontrol massa sebelum terjadinya tragedi'.

Baca juga: POPULER Internasional: Kesaksian Pengunjung Pesta Halloween Itaewon | Kyiv Dihujani Rudal

Dikutip dari laman CNN, Selasa (1/11/2022), seorang yang selamat, yakni mahasiswa pertukaran pelajar asal Prancis berusia 22 tahun, Anne-Lou Chevalier mengatakan bahwa ia pingsan diantara kerumunan setelah berdesakan oleh sesama orang yang bersuka ria dalam perayaaan itu.

"Pada titik tertentu saya tidak bisa menghirup udara, dan kami merasa sangat sesak karena orang-orang di sana, sehingga saya tidak bisa bernafas sama sekali, saya pun pingsan," kata Chevalier.

Beberapa saksi mata dan korban yang selamat menyampaikan bahwa mereka hanya melihat sedikit atau bahkan tidak ada petugas polisi di daerah itu sebelum situasi semakin memburuk.

Baca juga: KBRI Seoul: Sempat Dirawat di RS, 2 WNI Korban Tragedi Haloween di Itaewon Sudah Kembali ke Rumah

Sebelumnya pada hari Minggu lalu, Menteri Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel mengatakan hanya personel keamanan 'reguler' yang telah dikerahkan ke Itaewon.

Hal itu karena kerumunan di sana tampaknya tidak terlalu besar, sedangkan 'tim' polisi lainnya telah dikirim ke bagian lain kota Seoul.

Gambar yang diambil pada 29 Oktober 2022 ini menunjukkan seorang wanita menghibur orang lain saat mereka menonton proses setelah tragedi Halloween di distrik Itaewon di Seoul. - Lebih dari 150 orang tewas terinjak-injak pada acara Halloween di Seoul, kata para pejabat pada 30 Oktober, dengan presiden Korea Selatan berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap salah satu bencana terburuk yang pernah terjadi di negara itu. (Photo by Albert RETIEF / AFP)
Gambar yang diambil pada 29 Oktober 2022 ini menunjukkan seorang wanita menghibur orang lain saat mereka menonton proses setelah tragedi Halloween di distrik Itaewon di Seoul. - Lebih dari 150 orang tewas terinjak-injak pada acara Halloween di Seoul, kata para pejabat pada 30 Oktober, dengan presiden Korea Selatan berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap salah satu bencana terburuk yang pernah terjadi di negara itu. (Photo by Albert RETIEF / AFP) (AFP/ALBERT RETIEF)

Namun menghadapi reaksi keras dari politisi Korea dan media sosial, pihak berwenang tampaknya mengubah taktik pada Senin lalu, dengan mengatakan bahwa mereka telah mengerahkan sekitar 137 personel ke Itaewon pada malam itu.

Angka ini lebih banyak jika dibandingkan dengan sekitar 30 hingga 70 personel pada tahun-tahun sebelumnya sebelum pandemi virus corona (Covid-19).

Baca juga: Cerita Dokter Adrian Setiaji Selamat dari Tragedi Itaewon, Sempat Berfikir Ramainya Wajar

"Untuk festival Halloween kali ini, karena diperkirakan akan ada banyak orang yang berkumpul di Itaewon, festival ini harus disiapkan dengan menempatkan lebih banyak pasukan polisi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Direktur Divisi Investigasi Kejahatan Kekerasan di Badan Kepolisian Negara Korsel, Oh Seung-jin.

Itaewon Class Momen Halloween Party (2)
Itaewon Class Momen Halloween Party (2) (Tangkapan Layar YouTube)

Kendati demikian, ia mengakui bahwa saat ini tidak ada persiapan manual terpisah untuk menghadapi situasi seperti itu.

"Selain itu, polisi telah dikerahkan bukan untuk pengendalian mass, namun untuk pencegahan kejahatan dan untuk mencegah 'berbagai kegiatan ilegal'," tegas Oh.

Direktur Divisi Manajemen Bencana dan Keselamatan di Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan, Kim Seong-ho pun menyampaikan pernyataan bahwa mereka tidak memiliki 'pedoman atau tindakan manual' untuk menghadapi 'situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya'.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat