androidvodic.com

Begini Respons China Setelah FBI Beri Label 'Ancaman Keamanan Nasional' pada TikTok - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, BEIJING - Pemerintah China mengecam Amerika Serikat karena 'menyebarkan disinformasi', setelah pimpinan FBI mengatakan bahwa platform media sosial milik China TikTok menimbulkan 'ancaman keamanan nasional' yang serius.

Ditanya tentang pernyataan Direktur FBI Christopher Wray pada awal pekan ini, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pun membantah tuduhan itu.

Ia mengatakan kepada wartawan bahwa AS hanya berusaha untuk mendiskreditkan sebuah perusahaan besar China yang bersaing dengan raksasa media sosial Barat.

"Menyebarkan disinformasi dan kemudian menggunakannya untuk membuat pincang perusahaan China telah menjadi alat yang digunakan oleh pemerintah AS. China dengan tegas menentang ini," kata Mao.

Mao kemudian mendesak para pejabat AS untuk 'bertindak lebih bertanggung jawab, dan mengambil langkah yang lebih kredibel demi menghormati dan mematuhi aturan internasional yang menekankan keadilan, keterbukaan, dan non-diskriminasi'.

Baca juga: VIRAL di TikTok, Jessika Iskandar Nyanyi di Jayapura dan Disawer Uang Ratusan Ribu Rupiah

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (17/11/2022), sidang Komite Keamanan Dalam Negeri DPR AS membahas mengenai 'ancaman di seluruh dunia terhadap tanah air' pada Selasa lalu.

Perwakilan Partai Republik Diana Harshbarger mengklaim bahwa TikTok "dirancang untuk menggaet anak-anak Amerika' di media sosial.

Ia pun mengutip laporan baru-baru ini bahwa platform tersebut berencana untuk memantau pengguna tertentu 'demi tujuan mensurvei setiap warga negara AS'.

Kemudian ia bertanya kepada Wray apakah FBI menganggap TikTok sebagai 'ancaman keamanan nasional yang signifikan' berdasarkan laporan tersebut, atau apakah lembaga itu telah menyelidiki dugaan 'hubungan perusahaan tersebut dengan Partai Komunis China'.

"Saya akan mengatakan kami memiliki masalah keamanan nasional, setidaknya dari sisi FBI, tentang TikTok. Mereka memasukkan kemungkinan bahwa pemerintah China dapat menggunakannya untuk mengontrol pengumpulan data pada jutaan pengguna, atau mengontrol algoritme rekomendasi yang dapat digunakan untuk mempengaruhi operasi jika mereka mau, atau untuk mengontrol perangkat lunak pada jutaan perangkat," tegas Wray.

TikTok telah membantah pernah merencanakan untuk melacak orang Amerika.

Platofrm itu mengatakan kepada Forbes, yang pertama kali menerbitkan tuduhan tersebut, bahwa pihaknya 'tidak mengumpulkan informasi lokasi GPS yang tepat dari pengguna AS, ini berarti TikTok tidak dapat memantau pengguna AS seperti yang disampaikan artikel tersebut," kata TikTok.

Perusahaan tersebut menyebut laporan Forbes tidak memiliki 'integritas jurnalistik' dan menuduh media itu secara sengaja menghilangkan informasi yang akan menyangkal klaim intinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat