androidvodic.com

Kekurangan Stok, Harga Pohon Natal di Amerika Serikat Diprediksi Naik 15 Persen - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, KENTUCKY - Meningkatnya biaya produksi dan ketatnya persediaan pohon yang dibudidayakan menjadi alasan mendasar mengapa pohon cemara kemungkinan akan lebih mahal tahun ini.

Hal ini menurut The National Christmas Tree Association, kelompok perdagangan untuk petani yang berbasis di Kentucky, Amerika Serikat (AS).

"Kami mengalami kekurangan pohon sejak 2016, dan itu masih berlangsung," kata Juru bicara musiman National Christmas Tree Association, Jill Sidebottom.

Dikutip dari laman CBS News, Selasa (6/12/2022), warga AS mungkin menghadapi lebih sedikit pilihan daripada liburan Natal yang lalu, namun mayoritas warga seharusnya tidak kesulitan menemukan pohon ini.

Baca juga: Pohon Natal Raksasa Mulai Hiasi Lapangan Santo Petrus Vatikan

"Industri ini mampu memenuhi permintaan pohon. Ini tidak seperti pandemi virus corona (Covid-19), di mana saat anda pergi untuk membeli tisu toilet di supermarket, ternyata raknya kosong," jelas Sidebottom.

Menurut temuan survei yang dirilis oleh Real Christmas Tree Board, mayoritas dari 55 petani grosir pada Agustus lalu mengatakan bahwa mereka memperkirakan kenaikan harga antara 5 hingga 15 persen dibandingkan tahun lalu.

"Harga akan bervariasi di berbagai lokasi di seluruh negeri dan berdasarkan jenis serta kualitas pohon. Tapi kami pikir kenaikan harga 10 persen adalah perkiraan yang masuk akal dari apa yang diharapkan konsumen untuk membayar sebuah pohon pada 2022," kata Direktur Eksekutif di National Christmas Tree Association, Tim O'Connor melalui email.

Direktur Eksekutif kelompok yang didanai petani yang mempromosikan pohon alami dan diawasi oleh Departemen Pertanian, Marsha Gray mengatakan survey terhadap para petani memberitahu pihaknya bahwa harga grosir kemungkinan besar akan lebih tinggi untuk pohon Natal asli tahun ini.

"Survey konsumen kami memberitahu kami bahwa orang-orang memprediksi harganya lebih tinggi," kata Gray.

Hal itu tidak mengherankan, mengingat inflasi terparah dalam 40 tahun belakangan ini menunjukkan tanda-tanda mereda.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada November lalu bahwa harga konsumen naik 7,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebagian besar karena kekeringan, beberapa pohon pada bagian tertentu AS mengalami kenaikan harga sebanyak 25 persen.

Mengutip Asosiasi Pohon Natal Amerika mengatakan dengan kurangnya kelembaban, membuat pohon tidak dapat tumbuh cukup cepat pada musim liburan.

Masalah inflasi dan rantai pasokan juga mendorong biaya pohon setinggi enam hingga delapan kaki di banyak tempat di Los Angeles barat menjadi sekitar 150 hingga 200 dolar AS.

"Kabar baiknya adalah siapapun yang menginginkan pohon Natal tahun ini akan dapat menemukannya, namun variasi jenis pohon hidup atau buatan yang tersedia mungkin terbatas," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pohon Natal Amerika, Jami Warner dalam sebuah pernyataan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat