androidvodic.com

Rusia Tambahkan Jurnalis Investigasi Bulgaria Christo Grozev ke Dalam Daftar Buronan - News

Laporan Wartawan News, Nur Febriana Trinugraheni
 
News, MOSKOW - Kementerian Dalam Negeri Rusia mengumumkan Moskow telah menambahkan jurnalis investigasi Christo Grozev ke dalam daftar orang yang dicari.

Melansir dari CNN, Christo Grozev, yang berkewarganegaraan Bulgaria, adalah wartawan investigasi pada kelompok jurnalis Bellingcat.

Menurut informasi yang dipublikasikan di situs Kementerian Dalam Negeri Rusia, Grozev masuk ke dalam daftar orang yang dicari.

Baca juga: Rusia Bunuh 4 Penyabot dari Ukraina, Kremlin Siapkan RUU untuk Hukum Tindakan Sabotase

Berdasarkan pantauan situs web hak asasi manusia independen, OVD-Info, menyebutkan kasus pidana penyebaran berita palsu mengenai tentara Rusia telah dibuka oleh Grozev.

Pemerintah Rusia mengadopsi undang-undang yang mengkriminalisasi penyebaran informasi yang sengaja salah mengenai angkatan bersenjata Rusia pada awal Maret tahun ini, beberapa hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Ancaman hukuman maksimal menurut undang-undang Rusia bagi penyebar informasi palsu adalah 15 tahun penjara.

Grozev secara ekstensif telah melaporkan mengenai keterlibatan Rusia dalam sejumlah kejahatan internasional tingkat tinggi, termasuk jatuhnya Malaysia Airlines Flight 17 di Ukraina timur pada 2014 serta keracunan yang menimpa mantan perwira Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia Skripal pada 2018 di Inggris.

Moskow telah berulang kali membantah bertanggung jawab atas kedua insiden tersebut.

Bersama dengan tim pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dan jurnalis dari CNN serta media berita lainnya, Grozev juga menyelidiki keracunan yang menimpa Navalny pada 2020.

Baca juga: Rusia Tembak Jatuh Drone Ukraina yang Bermanuver di Atas Pangkalan Militer Engels

Grozev berfokus pada laporan investigasi mengenai ancaman keamanan, operasi klandestin ekstrateritorial, dan persenjataan informasi, menurut situs web Bellingcat.

Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, Grozev telah menggunakan perangkat digital sumber terbuka untuk mendokumentasikan kejahatan perang dan kekejaman lain yang dilakukan selama konflik tersebut.

Grozev mengatakan pada Senin (26/12/2022) dia tidak tahu mengapa Rusia menambahkannya ke dalam daftar orang yang dicari.

“Saya tidak tahu atas dasar apa Kremlin memasukkan saya ke daftar buronan, jadi saya tidak bisa memberikan komentar apa pun saat ini. Di satu sisi tidak masalah – selama bertahun-tahun mereka telah menjelaskan bahwa mereka takut dengan pekerjaan kami dan tidak akan berhenti untuk menghilangkannya,” katanya dalam sebuah postingan di Twitter pada Senin.

Rezim Putin secara teratur membatasi kebebasan pers selama bertahun-tahun, namun tindakan keras terhadap publikasi dan jurnalis independen semakin intensif terjadi pada akhir Februari.

Baca juga: Rusia Siap Alirkan Lagi Gas ke Eropa Lewat Pipa Yamal Setelah Dihentikan karena Alasan Politik

Semua media independen Rusia yang tersisa telah ditutup dan akses online ke media yang beroperasi dari luar negeri telah diblokir. Publikasi Barat dan situs media sosial juga telah dilarang.

Menurut OVD-Info, setidaknya 370 orang menghadapi tuntutan pidana karena pernyataan dan pidato anti-perang. Lusinan dari mereka telah melarikan diri dari Rusia dan telah dimasukkan ke dalam daftar orang yang dicari, menurut situs tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat