Serangan Artileri Rusia ke Ukraina Berkurang 75 Persen, Pasukan Putin Diisukan Kalah di Medan Perang - News
Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti
News, WASHINGTON – Pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan intensitas tembakan artileri militer Rusia ke Ukraina selama beberapa pekan terakhir susut sebesar 75 persen, menurun drastis bila dibandingkan dengan jumlah serangan yang dilayangkan Rusia pada awal invasi.
Tepatnya pada Februari tahun lalu, dimana intensitas tembakan artileri Rusia mencapai 20.000 putaran per hari, namun kini turun menjadi sekitar 5.000 per hari.
“Mungkin serangan yang satu ini hanya setetes air, tetapi intensitasnya semakin kecil,” kata seorang pejabat pertahanan AS, merujuk pada persediaan Rusia yang semakin menipis.
Baca juga: Yevgeny Prigozhin Klaim Tentara Bayaran Wagner Rusia Rebut Tambang Garam dan Gipsum di Soledar
Penyusutan ini memicu indikasi terkait adanya krisis amunisi hingga kemunduran eskalasi pasukan Rusia di medan pertempuran. Mengingat selama dua bulan terakhir performa militer Rusia telah mengalami kemunduran drastis.
Hingga 50.000 militer Rusia dinyatakan gugur akibat tembakan drone militer Kiev.
Sebelumnya tentara bayaran Putin yakni Grup Wagner juga mengaku kesulitan untuk melewati garis Ukraina karena mereka kurangan kendaraan lapis baja, amunisi, dan pasokan peluru 100 mm.
“Kementerian Pertahanan Rusia telah merusak upaya perang, dan Grup Wagner harus diberi lebih banyak peralatan, wewenang, dan otonomi untuk melakukan operasi di Ukraina.” jelas Yevgeny Prigozhin, kepala Grup Wagner.
Meski kemunduran pasukan Rusia di Ukraina telah mendorong munculnya isu negatif di kalangan publik, hingga memicu keraguan masyarakat Rusia pada kemampuan para komandan pasukan di medan tempur.
Namun, melansir dari CNN International menurunnya jumlah serangan tersebut merupakan bagian dari strategi baru presiden Vladimir Putin dan komandan perang Moskow Jenderal Sergey Surovikin untuk meningkatkan performa angkatan militernya yang sempat mengalami kekalahan, akibat digempur rudal dan drone tentara Ukraina.
Ini dibuktikan dengan kemenangan pasukan tentara bayaran Rusia, Grup Wagner yang mengklaim telah berhasil menguasai kendali atas kota tambang garam Soledar di Ukraina timur dalam perang kota di hari selasa (10/1/2023).
Baca juga: Pimpinan Grup Wagner Rusia Klaim Menangkan Perang Paling Brutal di Kota Tambang Garam Ukraina
"Unit Wagner menguasai seluruh wilayah Soledar. Sebuah kuali telah dibentuk di pusat kota tempat pertempuran perkotaan terjadi," kata kepala Wagner Yevgeny Prigozhin.
Guna meningkatkan eskalasi militer di medan perang, Putin dikabarkan tengah menambah dana keamanan dalam negeri dan pertahanan nasional sepertiga dari anggaran belanja negara yang mencapai 29 triliun rubel atau setara Rp 6.47 triliun (satuan kurs Rp 223,45).
Tak hanya itu Kremlin juga turut menambah dana insentif untuk aparat dan pegawai Kementerian Dalam Negeri Rusia, termasuk polisi, yang bertugas di Ukraina sebesar 922.000 rubel atau Rp 207 juta.
Terkini Lainnya
Konflik Rusia Vs Ukraina
Intensitas tembakan artileri Rusia biasanya mencapai 20.000 putaran per hari, namun kini turun menjadi sekitar 5.000 per hari.
Balas Israel, Bom Buatan Brigade Al-Qassam Berhasil Meledak di Tel Al-Hawa, 6 IDF Tewas Terpanggang
Konflik Rusia Vs Ukraina
BERITA REKOMENDASI
Panglima Syrsky: Pasukan Rusia Terjebak di Volchansk
Anggota NATO Kirim 100 Rudal Patriot, Siap Cegat Serangan Rusia
BERITA TERKINI
berita POPULER
Video Detik-detik Anjing Nyalakan Kompor di Dapur hingga Rumah di AS Terbakar
Populer Internasional: Cerita Warga Gaza Mantan Tawanan Israel - 6 Pernyataan Terbaru Abu Ubaida
Revolusi Hamas Rekrut Ribuan Pejuang Perangi Israel di Gaza, Brigade Qassam Ramu Bahan Ledak
Netanyahu Tuduh Gallant Rencanakan Penggulingan Pemerintah, Sinwar Bisa Menang Mudah atas Israel
Bombardir Gunung Toura Lebanon, Israel Bantai Lebih dari 700 Ekor Kambing