androidvodic.com

Gertak Ukraina, Belarus Klaim Punya 1,5 Juta Tentara Cadangan yang Siap Berperang - News

Laporan Wartawan News  Namira Yunia Lestanti

News, MINSK – Sekretaris Negara Dewan Keamanan Belarus, Alexander Volfovich mengungkap negaranya memiliki 1,5 juta personel cadangan potensial di luar angkatan bersenjata, yang saat ini tengah bersiap diterjunkan ke medan perang.

“Struktur organisasi, bukan angkatan bersenjata, akan berjumlah hingga 1,5 juta orang jika terjadi deklarasi darurat militer dan peralihan ekonomi ke mode perang,” kata Volfovich seperti dikutip dari Reuters.

Pernyataan tersebut diungkap sebagai tindakan siap tempur atas sikap provokasi pemerintah Ukraina yang secara diam-diam menerjunkan pasukan perangnya ke wilayah perbatasan.

Baca juga: Presiden Belarus Ungkap Akan Berperang Bersama Rusia di Ukraina jika Hal Ini Terjadi

Kendati tindakan yang dilakukan militer Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda intervensi, namun untuk mencegah terjadinya serangan dadakan Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengambil langkah tegas dengan menggertak Ukraina.

Lukashenko menegaskan, pihaknya mungkin akan terlibat dalam invasi ke Ukraina apabila wilayahnya diserang terlebih dahulu. Dia juga mengancam akan membalas dengan kejam bila Ukraina nekat melakukan agresi ke wilayah Belarus.

Sebelum ancaman tersebut dilontarkan, pada pekan kemarin Lukashenk menyatakan bahwa 100 ribu hingga 150 ribu pasukan sukarelawan saat ini tengah menunggu aba-aba alarm perang.

"Saya siap berperang dari wilayah kami bersama mitra kami Rusia apabila kami melihat satu tentara Ukraina saja yang datang ke wilayah kami dengan membawa senjata untuk membunuh rakyat kami," kata Lukashenko pada pertemuannya di minggu lalu.

Meski populasi masyarakat Belarus hanya ada 9,3 juta penduduk, akan tetapi menurut data International Institute for Strategic Studies' Military Balance 2022, jumlah tentara profesional di Belarusia mencapai lebih dari 48 ribu pasukan. Sedangkan 12 ribu tentara saat ini telah dipindah tugaskan di perbatasan.

Baca juga: Rusia-Belarus Gelar Latihan Perang Udara Defensif, Ukraina Khawatir Ada Serangan Baru

Belarus dikenal sebagai mitra terdekat Rusia, hubungan hangat yang terjalin antara Belarus dan Rusia dilaporkan sudah ada jauh sebelum invasi pecah,  ini lantaran Presiden Vladimir Putin menjadi sosok yang aktif membantu Lukashenk bertahan dari protes massa pro-demokrasi pada tahun 2020 lalu.

Kedekatan keduanya bahkan membuat Belarus mengizinkan wilayahnya dijadikan sebagai pijakan pasukan Rusia untuk menyerang Ukraina dari utara. Tak hanya itu Belarus juga memberikan lampu hijau pada Rusia untuk melatih pasukan Minsk selama mobilisasi parsial digelar Moskow.

Walau hubungan keduannya terjalin sangat harmonis, namun hingga saat ini Lukashenko mengaku Rusia tidak pernah meminta Belarus untuk membantunya berperang di Ukraina.  

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat