Dikenal Non Blok, Brazil Tak akan Tandatangani KTT untuk Deklarasi Demokrasi Menentang Rusia - News
News, BRAZILIA - Pemerintah Brazil menolak menandatangani deklarasi akhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk demokrasi menentang Rusia.
Dalam deklarasi itu, negara-negara peserta mengutuk tindakan Rusia terhadap Ukraina.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (31/3/2023), menurut sumber diplomatik, pemerintahan Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva menyatakan tidak setuju dengan penggunaan KTT untuk mengutuk tindakan Rusia.
Terkait konflik Rusia dan Ukraina, Lula memilih caranya sendiri yakni mencoba mempresentasikan visinya untuk membentuk 'Klub Perdamaian' internasional yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.
Wacana ini ia sampaikan saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing pada minggu lalu.
Seperti yang dibocorkan Menteri Luar Negerinya, Mauro Vieira pada Jumat lalu.
Lula, yang tetap netral dalam merespons konflik tersebut, meyakini bahwa negara-negara nonblok seperti Brazil memiliki peluang terbaik untuk menengahi kesepakatan damai.
"Kami sangat tertarik untuk mempromosikan atau membantu menghasilkan semacam pertemuan yang akan mengarah pada proses perdamaian. Presiden telah berkali-kali mengatakan bahwa ia mendengar banyak kata tentang perang tetapi sangat sedikit kata tentang perdamaian, ia tertarik dengan percakapan damai," kata Vieira membocorkan mengenai harapan Lula da Silva.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (26/3/2023), sejak mengalahkan sayap kanan Jair Bolsonaro dalam pemilu Oktober 2022, Lula, begitu ia biasa dipanggil, sebagian besar berpegang pada kebijakan netralitas pendahulunya di Ukraina.
Namun, Lula telah mengambil peran yang lebih aktif secara internasional daripada Bolsonaro, dengan mengumumkan pada Januari lalu bahwa ia bermaksud untuk menggalang kelompok mirip G20 'untuk mengakhiri konflik Rusia dan Ukraina'.
"Penting untuk membentuk kelompok dengan kekuatan yang cukup untuk dihormati di meja perundingan, dan duduk bersama kedua belah pihak," tegas Lula saat itu.
Selama kampanye pemilihannya, Lula menyatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy 'bertanggung jawab seperti (Presiden Rusia Vladimir) Putin atas perang tersebut' dan mengutuk para pemimpin Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) karena menjanjikan keanggotaan NATO ke Ukraina.
Baca juga: Presiden Brazil Lula da Silva Segera Bertemu Xi Jinping, Usulkan Klub Perdamaian Ukraina
Sejak menjabat, pemimpin Brasil itu telah bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Ia juga telah berbicara melalui telepon dengan Zelenskyy dan Putin, menekankan perlunya menemukan 'jalan keluar untuk mengakhiri perang ini', setelah bertemu Biden bulan lalu.
Terkini Lainnya
Pemerintah Brazil menolak menandatangani deklarasi akhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk demokrasi menentang Rusia.
BERITA REKOMENDASI
Pendukung Ukraina Tiba-tiba Terbangkan Dua Jet F-16, Ada Apa?
BERITA TERKINI
berita POPULER
Israel Kebobolan Lagi, Drone Hoopoe Hizbullah Part 2 Sukses Intai Markas IDF di Golan
Al Qassam Ledakkan Ladang Ranjau, Buldoser D9 Israel Hancur, 4 Tank Merkava Hangus di Shejaiya
Hasil Citra Satelit, AS Tuduh Iran Perluas Produksi Rudal yang Dipasok ke Hizbullah Lebanon
Netanyahu Diam-diam Rekrut Menteri Ekstremis Itamar Ben Gvir ke Dewan Perang Israel
KPK Geledah Rumah Kader PDIP Donny Istiqomah soal Kasus Harun Masiku