androidvodic.com

Macron Berpidato di Tengah Kemarahan Pendemo Atas Reformasi Pensiun Prancis - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

News, PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan ia mendengar kemarahan publik atas kenaikan usia pensiun dari 62 tahun menjadi 64 tahun. Namun dia bersikeras bahwa hal tersebut memang diperlukan.

Dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi, Macron mengatakan "perubahan ini diperlukan untuk menjamin pensiun semua orang". Pidato itu ia sampaikan setelah memberlakukan undang-undang pensiun pada Sabtu (15/4/2023).

"Bekerja lebih banyak secara bertahap juga menghasilkan lebih banyak kekayaan bagi seluruh negara kita," ujar Macron dalam pidatonya pada Senin (17/4/2023), yang dikutip dari CNBC.

Macron mengakui adanya kemarahan yang dirasakan oleh penduduk Prancis atas kenaikan harga dan pekerjaan yang tidak "memungkinkan terlalu banyak orang Prancis untuk hidup dengan baik".

Pidato itu mengawali pertarungan yang mungkin sulit dilewati presiden Prancis, yang mencoba memperbaiki kerusakan pada citra publik dan politiknya dengan memaksakan rencana pensiun melalui parlemen pada bulan lalu.

Sebelum pidato Macron, para penentang reformasi menyerukan agar orang-orang memukul-mukul panci dan wajan selama orang nomor satu di Prancis itu menyampaikan pidatonya.

Macron, yang baru memberlakukan reformasi pensiun yang memicu protes, diharapkan untuk memberikan rincian tentang kebijakan domestiknya dalam beberapa bulan mendatang.

Dia mengatakan, pidatonya tersebut diharapkan dapat membantu Prancis mengakhiri periode protes dan pemogokan atas usia pensiun yang mengancam ambisi sisa empat tahun kekuasaannya.

Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Gagal Ubah Pikiran Xi Jinping Soal Ukraina

Para penentang rencana pensiun ini menyerukan agar orang-orang berkumpul di depan balai kota untuk membuat suara keras selama pidato tersebut, dengan menyerukan seruan, "Macron tidak mau mendengarkan kami? Kami tidak akan mendengarkannya!"

Pertemuan semacam itu telah dilarang oleh pihak berwenang di kota Dijon dan Marseille, dengan prefektur setempat berargumen bahwa ada risiko "kekacauan publik".

Baca juga: Macron Desak Eropa Jauhi Perseteruan Antara AS dan China Soal Taiwan

Sebelumnya di Marseille, polisi menangkap 13 orang setelah meteran gas dan listrik berserakan di luar gedung pemerintah dalam demonstrasi serikat pekerja menentang reformasi pensiun.

Polisi mengatakan ada ledakan keras saat meteran-meteran tersebut dibuang dan seorang petugas yang berjaga terkena serpihan-serpihan yang beterbangan.

Sementara itu, Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengatakan pemerintah akan melanjutkan reformasi setelah undang-undang pensiun diberlakukan.

Baca juga: Argumen Emanuel Macron Bikin Menlu Jerman Buru-buru Terbang ke China

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat