androidvodic.com

Mantan CEO Google akan Pakai AI untuk Menangkan Partai Demokrat dalam Pemilu AS - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, CALIFORNIA - Mantan CEO Google Eric Schmidt mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) demi memenangkan pemilihan untuk Partai Demokrat.

Namun, ia membuang rencana itu pada 'menit-menit terakhir'.

Hal ini menurut laporan Axios yang diterbitkan pada Kamis lalu.

"Proposal senilai 1 juta dolar Amerika Serikat (AS) dari anak perusahaan filantropi OneOne Ventures milik Schmidt dan bertanggal awal bulan ini, akan menempatkan setidaknya tiga tim teknis untuk mengerjakan alat AI baru yang terkait dengan iklan politik," kata Axios.

Hasilnya pun akan diuji selama 'pertarungan' Pemilu AS pada 2024.

Baca juga: Pemimpin Wagner Rusia Akui Bentuk IRA untuk Intervensi Pemilu AS dan Cegah Propaganda Barat

Namun miliarder tersebut akhirnya membenamkan rencana tersebut dengan alasan menolak untuk dipublikasikan.

Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (29/4/2023), Partai Demokrat diharapkan untuk terlibat dalam semacam proyek AI terkait pemilu untuk kontestasi yang akan datang.

Sementara itu, Partai Republik telah merilis iklan yang dibuat menggunakan AI untuk Pemilu 2024, melawan pengumuman pemilihan ulang resmi Presiden AS Joe Biden dengan spot 'Beat Biden' berdurasi 30 detik yang menampilkan sketsa hancurnya dunia jika AI semakin populer.

Dalam klip Partai Republik, kemenangan Biden ditampakkan diikuti pula dengan serangan cepat yang dilakukan oleh China yang menginvasi Taiwan, penutupan 500 bank regional, 80.000 migran melewati perbatasan AS-Meksiko, dan kota San Francisco yang tidak bisa 'menutup pintunya'.

Baca juga: Akhirnya Presiden Brasil Bolsonaro Ucapkan Selamat pada Biden Atas Kemenangannya Dalam Pemilu AS

Jika bukan karena garis kecil teks di pojok kiri atas yang mengungkapkan bahwa iklan itu dibuat oleh AI, gambar tersebut dapat secara mudah dianggap sebagai hal yang nyata oleh khalayak manusia.

Deepfake yang dihasilkan AI diperkirakan akan menyebabkan gangguan besar dalam siklus berita selama bulan-bulan sebelum Pemilu, meskipun teknologinya berkembang sangat pesat sehingga sulit untuk mengatakan apa yang mungkin dipalsukan pada Oktober 2024.

Schmidt menggelontorkan 4 juta dolar AS untuk pemilihan paruh waktu 2022 setelah membang 8,5 juta dolar AS pada pemilihan 2020.

Ia juga diharapkan menyumbang besar pada 2024.

Dirinya telah membiayai perangkat lunak analitik pemilih dan peningkatan teknologi lainnya untuk kampanye Demokrat.

Menariknya, pengaruh Schmidt sangat terasa dalam kebijakan teknologi pemerintahan Biden.

Tahun lalu, Schmidt mengumumkan bahwa ia memberikan 125 juta dolar AS melalui Schmidt Futures kepada para peneliti AI yang berfokus pada 'masalah sulit' di lapangan.

Ia pun menjelaskan bahwa dirinya berharap dapat memasukkan pertimbangan etis ke dalam teknologi sambil menangani pergolakan seismik yang diperkirakan akan terjadi pada tenaga kerja, pasar dan ekonomi, cara manusia memandang dan mengonsumsi informasi, serta perpaduan manusia dan mesin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat