androidvodic.com

Pilpres Turki: Apa artinya bila Erdogan berkuasa lima tahun lagi? - News

Setelah dua dekade berkuasa dan lebih dari selusin pemilihan umum, pemimpin otoriter Turki Recep Tayyip Erdogan tahu persis cara memikat massa.

Pada sebuah pertemuan sopir taksi di Istanbul, mereka tergila-gila kepadanya.

Dia mengendalikan kerumunan bagaikan seorang konduktor orkestra.

Mereka bersorak dan bertepuk tangan - dan mencemooh oposisi - hanya dengan isyarat darinya.

Tempat itu adalah pusat konvensi tepi laut di Istanbul, dibangun ketika ia menjabat sebagai wali kota.

Pawai mencapai puncaknya ketika sang presiden menyampaikan salam perpisahannya: "Satu Bangsa, Satu Bendera, Satu Tanah Air, Satu Negara."

Saat itu, banyak pengemudi yang sudah tua berdiri, meninju udara atau mengangkat satu tangan untuk memberi hormat.

Ayse Ozdogan, seorang perempuan berpakaian konservatif dan mengenakan jilbab, datang lebih awal bersama suaminya yang bekerja sebagai sopir taksi untuk mendengar pidato sang pemimpin.

Sebuah kruk bersandar di kursi kosong sebelah tempat dia duduk. Perempuan itu berjalan saja sulit, tetapi dia memaksakan diri untuk datang.

Pesan nasionalis sang presiden memikat banyak orang di kerumunan, termasuk Kadir Kavlioglu, pria berusia 58 tahun yang sudah 40 tahun menjadi sopir minibus. "Karena kami mencintai tanah air dan bangsa kami, kami berjalan dengan mantap di belakang presiden."

"Kami bersamanya di setiap langkah," katanya. "Mau harga kentang dan bawang naik atau turun. Presidenku yang tercinta adalah harapan kami."

Ketika warga Turki pergi ke bilik suara awal bulan ini, mereka tidak memilih dengan dompet mereka.

Harga makanan sedang meroket. Inflasi berada di level 43%.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat