androidvodic.com

Wajah Firaun Tutankhamun Berhasil Direkonstruksi setelah 3.300 Tahun - News

News - Wajah salah satu Firaun terkenal di Mesir Kuno, Raja Tutankhamun berhasil direkonstruksi setelah 3.300 tahun.

Para ilmuwan yang melakukan penelitian tersebut, menyamakan wajah Tutankhamun "lebih dari seorang siswa muda daripada seorang politikus".

Ditulis bersama oleh Francesco Galassi, Elena Varotto, Thiago Beaini, Cicero Moraes, dan Michael Habicht, temuan ini diterbitkan dalam Jurnal Anatomi dan Embriologi Italia.

Selama hidupnya, Tutankhamun dipuja sebagai dewa, naik tahta pada usia sembilan tahun.

Dikutip dari Independent, Tutankhamun meninggal di usia 19 tahun dan terkenal dengan kekayaan mewah yang ditemukan di dalam makamnya, KV62.

Sampai saat ini, makamnya adalah satu-satunya yang ditemukan utuh, dengan penemuannya dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi paling menonjol dalam sejarah.

Baca juga: Arkeolog Mesir Temukan 3 Mumi dan Puluhan Artefak di Saqqara, Dekat Piramida Giza

"Melihatnya, kami melihat lebih banyak siswa muda daripada politisi yang penuh tanggung jawab, yang membuat tokoh sejarah ini semakin menarik," kata Cicero Moraes, dikutip dari MailOnline.

"Menghadapi studi yang kami kembangkan dengan data dari orang yang masih hidup, membandingkan proyeksi dengan pengukuran sebenarnya, kami yakin bahwa ada kesesuaian yang baik dengan wajah aslinya," tambah Moraes.

Moraes menambahkan bahwa dirinya telah menyelesaikan studi tersebut sebagai "penggemar sejati dari budaya yang mengesankan ini".

Para peneliti menggunakan model digital dan pengukuran tengkorak mumi Raja yang direkam sebelumnya untuk menghasilkan wajah dan hasilnya menakjubkan.

"Dia terlihat seperti pria muda dengan wajah halus," kata Moraes, dikutip dari The Sun.

Wajah Firaun Tutankhamun 4235346457
Para peneliti telah merekonstruksi ulang wajah Raja Tutankhamun, Firaun terkenal di masa Mesir Kuno secara digital untuk pertama kalinya.

Baca juga: Ilmuwan Teliti Mumi Putri Duyung yang Dijadikan Objek Penyembahan di Kuil Jepang

Moaraes memang mencatat bahwa pemodelan itu menantang karena tim tidak memiliki akses langsung ke tengkorak Firaun.

"Itu adalah pekerjaan detektif, di mana jejak informasi digabungkan untuk memberi kami model tengkorak tiga dimensi," jelas Moraes.

Dengan data proporsi dan beberapa pengukuran sefalometri yang penting, kata Moraes, memungkinkan untuk mengambil tengkorak digital dari donor virtual dan menyesuaikannya sehingga menjadi tengkorak Tutankhamen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat