androidvodic.com

Rusia Klaim Berhasil Gagalkan Serangan Besar Ukraina, Kyiv Sebut Moskow Sebar Kebohongan - News

News - Rusia mengklaim telah menggagalkan serangan besar Ukraina di wilayah Donetsk.

Di sisi lain, Kyiv menyebut Moskow menyebarkan kebohongan.

Mengutip abc.net.au, tidak jelas apakah serangan itu merupakan awal dari serangan balasan Ukraina yang telah diantisipasi sejak beberapa bulan lalu.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan, Ukraina melakukan serangan pada Minggu pagi dengan enam batalion mekanis dan dua batalyon tank di Donetsk selatan.

"Pada pagi hari tanggal 4 Juni, musuh melancarkan serangan besar-besaran di lima sektor depan ke arah Donetsk Selatan," kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram pada pukul 1:30 waktu Moskow.

"Tujuan musuh adalah untuk menerobos pertahanan kami di sektor depan yang paling rentan, menurut pendapat mereka," katanya.

Baca juga: Rusia Gagalkan Serangan Besar-besaran Ukraina di 5 Titik Garis Depan di Donetsk

"Musuh tidak mencapai tugasnya, tidak berhasil."

Militer Ukraina mengatakan pada hari Senin, bahwa mereka tidak memiliki informasi tentang serangan besar itu.

"Kami tidak memiliki informasi seperti itu dan kami tidak mengomentari segala jenis pemalsuan," kata juru bicara staf umum angkatan bersenjata Ukraina.

Komandan pasukan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengatakan pada hari Senin bahwa pasukan Ukraina terus "bergerak maju" di dekat kota Bakhmut yang telah lama diperebutkan di Donetsk utara.

Dia tidak berkomentar tentang serangan balasan.

Laporan harian dari Staf Umum Ukraina mengatakan hanya ada 29 pertempuran di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur.

Pusat Komunikasi Strategis Ukraina tidak menanggapi pernyataan Rusia secara langsung tetapi mengatakan bahwa Rusia akan berusaha menyebarkan kebohongan.

"Untuk mendemoralisasi Ukraina dan menyesatkan masyarakat (termasuk penduduk mereka sendiri), propagandis Rusia akan menyebarkan informasi palsu tentang serangan balasan, arahnya, dan kerugian tentara Ukraina," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat