androidvodic.com

Amita Jepang Berusaha Mengurangi Masalah Sampah di Indonesia Dengan Teknologi Daur Ulangnya - News

Laporan Koresponden News, Richard Susilo dari Jepang

News, TOKYO - Perusahaan Jepang Amita Holdings baru saja melakukan kesepakatan dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) untuk melakukan Studi Kelayakan tentang Percepatan Model Bisnis Edaran Karbon-netral di Indonesia. 

"Dengan teknologi daur ulang yang kita miliki, dan mendapat dukungan rekanan alah satu produsen semen terbesar di Indonesia , dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 25,5 juta ton semen, yaitu Indocement. Kami rasa sangat tepat untuk melakukan proyek daur ulang yang berpotensi besar meningkatkan lingkungan hidup masyarakat Indonesia nantinya," papar  Suetsugu Takahide, Presiden dan Chief Integrated Operations Officer Amita Holdings Rabu (21/6/2023) kepada News.

Di Indonesia, sebagian besar limbah industri dan kota dibuang di TPA yang menimbulkan pencemaran lingkungan kepentingan publik dan pembuat kebijakan.

"Memanfaatkan sumber daya secara lebih efisien merupakan langkah awal yang penting untuk mencapai masyarakat netral karbon," tekannya lagi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Amita Holdings telah sepakat untuk bergabung dengan Indocement, produsen Semen Tiga Roda dan Semen Rajawali, untuk bersama-sama melakukan studi kelayakan dan menjalin kemitraan bisnis antara
kedua perusahaan di Indonesia.

Kami akan melakukan studi kelayakan tahun ini, membentuk usaha patungan dan menargetkan untuk mulai operasi daur ulang pada tahun 2025."

Amita Group telah membuka usaha sejak tahun 2017 di Malaysia.

Amita Group telah memulihkan investasinya dalam bisnis ini sekitar tahun 2020. AMITA BERJAYA SDN. BHD, sebuah perusahaan patungan antara AMITA dan Grup BERJAYA yang berbasis di Malaysia, menghasilkan lebih dari MR 20 juta.

Sedangkan Eiichi Yamato yang telah mengincar Indonesia sejak sekitar tahun 2015 saat mulai aktif di Malaysia, melakukan survei kemungkinan pasar yang besar di Indonesia.

"Kami melihat pasar Indonesia sangat potensial untuk bisnis kami dan itu sebabnya setelah bertemu dengan beberapa pengusaha besar di Indonesia akhirnya kami memutuskan tahun ini melakukan kerjasama, membuat MOU dengan   Indocement Tunggal Prakarsa yang kami harapkan dapat bekerjasama dengan baik dan stabil nantinya."

Kelompok saua Jepang Amita Holdings ini telah menjadi yang terdepan dalam industri solusi lingkungan di Jepang selama lebih dari 45 tahun.

Sejak tahun 1992, Amita Group telah mengubah 100 persen limbah industri menjadi Bahan mentah alternatif dan mentah bakar alternatif.

"Ini  adalah bagian dari upaya kami untuk mengurangi jumlah limbah industri yang akan dibakar dan dibuang di TPA, melestarikan alam sumber daya, dan membantu produsen semen dalam mengurangi emisi CO2 dari operasi mereka. Itu pula sebabnya kami mengambil Indocement sebagai rekanan di Indonesia," tambah Suetsugu lagi.

Selain itu Amita juga salah satu yang pertama perusahaan di Jepang untuk menyediakan bisnis dengan bantuan profesional dalam keberlanjutan perusahaan, termasuk bantuan dalam mengembangkan dan menerapkan strategi transisi untuk model bisnis sirkular, serta konsultasi bebas karbon, operasi bisnis yang memenuhi standar internasional yang ketat.

Lingkup studi meliputi penilaian bersama kelayakan penerapan teknologi terdepan di industri Amita dan keahlian untuk mengembangkan dan mempromosikan model bisnis sirkular netral karbon di Indonesia.

Tahap pertama studi, yang dijadwalkan selesai pada 31 Desember 2023, difokuskan untuk mengevaluasi kelayakan bisnis penanganan limbah industri  kota dan mengubahnya menjadi bahan bakar serta bahan alternatif untuk penggunaan komersial di Indonesia.

Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz  Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat