androidvodic.com

Jepang Tunda Peluncuran 'Moon Sniper' untuk Ketiga Kalinya - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

News, TOKYO - Badan Antariksa Jepang menunda peluncuran misi bulan Moon Sniper untuk ketiga kalinya karena cuaca buruk, Senin (28/8/2023) hari ini.

Roket H2-A yang akan lepas landas dari pulau selatan Tanegashima juga membawa satelit penelitian yang dikembangkan bersama NASA dan Badan Antariksa Eropa.

Melansir AFP, Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) tidak memberikan tanggal baru untuk dimulainya misi tersebut, yang dilakukan setelah India berhasil mendaratkan wahana di Bulan minggu lalu.

MHI Launch Services, salah satu pengembang roket, mengatakan di platform media sosial X bahwa misi tersebut dibatalkan "karena dipastikan bahwa angin kencang tidak memenuhi batasan saat peluncuran".

Pekan lalu India mendaratkan pesawat di dekat kutub selatan Bulan, sebuah kemenangan bersejarah bagi negara berpenduduk terpadat di dunia dan program luar angkasanya yang berbiaya rendah.

Sebelumnya, hanya Amerika Serikat, Rusia, dan China yang berhasil menempatkan pesawat luar angkasa di permukaan bulan, dan tidak ada satu pun di kutub selatan.

Keberhasilan India terjadi beberapa hari setelah penyelidikan Rusia gagal di wilayah yang sama, dan empat tahun setelah upaya India sebelumnya gagal pada saat-saat terakhir.

Baca juga: India Berhasil Lakukan Misi Pendaratan ke Bulan, PM Narendra Modi Rayakan Kesuksesan

Jepang juga telah mencoba sebelumnya, tahun lalu mencoba mendaratkan wahana antariksa bernama Omotenashi, yang dibawa dengan Artemis 1 milik NASA, namun misi tersebut gagal dan komunikasi terputus.

Pada bulan April, perusahaan rintisan Jepang, ispace, gagal dalam upaya ambisiusnya untuk menjadi perusahaan swasta pertama yang mendarat di Bulan, dan kehilangan komunikasi setelah apa yang disebut perusahaan tersebut sebagai "pendaratan keras".

Baca juga: Rusia Luncurkan Misi ke Bulan Setelah Hampir 50 Tahun Terhenti

Disebut Moon Sniper atau Penembak Jitu Bulan karena JAXA bertujuan untuk mendaratkannya dalam jarak 100m dari target tertentu di Bulan, jauh lebih kecil dari jarak biasanya yang hanya beberapa kilometer.

Jepang juga mempunyai masalah dengan peluncuran roket, dengan kegagalan setelah peluncuran model H3 generasi berikutnya pada bulan Maret dan Epsilon berbahan bakar padat yang biasanya dapat diandalkan pada bulan Oktober sebelumnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat