androidvodic.com

Polandia Berambisi Jadi Negara Militer Terkuat di Eropa, Senjata Bekas Dikirim ke Ukraina - News

Polandia Berambisi Jadi Negara Militer Terbesar di Eropa, Senjata Bekas Dikirim ke Ukraina

News - Presiden Polandia, Andrzej Duda meluruskan penafsiran kalau negaranya akan berhenti mengirimkan bantuan senjata ke Ukraina untuk memerangi Rusia.

Penafsiran itu diketahui muncul merujuk pada ujaran Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki yang mengatakan Warsawa tidak akan mengirim lebih banyak senjata ke Kiev di tengah perselisihan mengenai gandum.

Polandia disebutkan akan tetap memasok Ukraina dengan persenjataan tetapi bukan yang mutakhir, melainkan stok lama yang mereka miliki.

Baca juga: Ini Dia Calon Lawan Sepadan Rusia: Bakal Jadi Negara dengan Kekuatan Militer Paling Dahsyat di Eropa

Menurut Andrzej Duda dalam sebuah wawancara dengan saluran TVN Polandia pada Kamis (21/9/2023), dia mengklarifikasi bahwa negara tersebut akan tetap membantu Ukraina.

Hanya, bantuan-bantuan itu tidak berupa senjata modern yang mutakhir.

Polandia, yang berupaya menjadi kekuatan militer terbesar di Eropa, dilaporkan akan mengembangkan militer mereka dengan persenjataan mutakhir demi keamanan negara mereka sendiri.

Duda berpendapat, sistem persenjataan yang saat ini sedang dinonaktifkan mungkin pada akhirnya akan sampai ke Ukraina.

Duda juga mencatat bahwa pernyataan Morawiecki pada hari sebelumnya telah “ditafsirkan lewat cara yang paling buruk.”

Baca juga: Polandia Anggap Ukraina Tidak Tahu Diri: Setop Guyur Bantuan Senjata Gara-gara Banjir Gandum Murah

Pada Rabu, Morawiecki mengatakan kepada wartawan, "Polandia “tidak lagi mentransfer senjata ke Ukraina karena kami sekarang mempersenjatai Polandia dengan senjata yang lebih modern.”

Juru bicara pemerintah Piotr Mueller kemudian mengklarifikasi bahwa Polandia akan terus menyediakan senjata kepada Ukraina dari paket bantuan militer yang telah disepakati sebelumnya.

NEW YORK, NEW YORK - 19 SEPTEMBER: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara pada Majelis Umum PBB (UNGA) di markas besar PBB pada 19 September 2023 di New York City. Para kepala negara dan pemerintahan dari setidaknya 145 negara berkumpul untuk sesi UNGA ke-78 di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan bencana alam seperti gempa bumi, banjir dan kebakaran di seluruh dunia. Michael M. Santiago/Getty Images/AFP
Michael M. Santiago
NEW YORK, NEW YORK - 19 SEPTEMBER: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara pada Majelis Umum PBB (UNGA) di markas besar PBB pada 19 September 2023 di New York City. Para kepala negara dan pemerintahan dari setidaknya 145 negara berkumpul untuk sesi UNGA ke-78 di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan bencana alam seperti gempa bumi, banjir dan kebakaran di seluruh dunia. Michael M. Santiago/Getty Images/AFP Michael M. Santiago (GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images melalui AFP)

Kritik Zelensky 

Kontroversi ini muncul menyusul kritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terhadap beberapa negara Eropa saat berpidato di Majelis Umum PBB.

Zelensky menuduh negara-negara ini hanya “memainkan solidaritas dalam teater politik” dan “membuat film thriller demi gandum,” merujuk pada pertikaian yang sedang berlangsung mengenai ekspor Ukraina ke pasar Uni Eropa.

Ukraina dan Polandia terlibat dalam perselisihan perdagangan yang meningkat terkait gandum Ukraina.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat