androidvodic.com

Gegara Polemik Soal Hamas, Orang Terkaya di Israel dan Istrinya Mundur dari Dewan Direksi Harvard - News

Gegara Polemik Soal Hamas, Orang Terkaya di Israel dan Istrinya Mundur dari Dewan Direksi Harvard

News - Seorang pengusaha miliarder Israel dan istrinya mengundurkan diri dari jabatan mereka di dewan Havard University (Universitas Harvard), Amerika Serikat, karena tanggapan kampus tersebut terhadap serangan teror Hamas di Israel.

Idan Ofer, pemilik Quantum Pacific Group, adalah orang terkaya ke-81 di dunia, dengan kekayaan bersih 19,9 miliar dolar AS, menurut perkiraan Bloomberg Billionaires Index.

Peringkatnya mencantumkan dia sebagai orang terkaya di Israel.

Baca juga: Israel Lancarkan Serangan Darat Pertama ke Gaza, Unit Depan Temukan Hal Ini

Ofer dan istrinya, Batia Ofer, duduk di dewan eksekutif Sekolah Pemerintahan Kennedy di Harvard.

Mereka mendanai beasiswa bagi siswa Israel dan Palestina untuk belajar di sekolah tersebut dan sebuah gedung yang dinamai nama mereka dibuka di kampus tersebut pada tahun 2017.

Namun keluarga Ofers kini tidak lagi terdaftar sebagai anggota dewan di situs sekolah.

"Mereka juga menarik sumbangan jutaan dolar yang rencananya akan mereka berikan," lapor situs berita berbahasa Ibrani The Marker.

Salahkan Israel atas Serangan Hamas

Harvard terlibat dalam kontroversi setelah sekelompok organisasi mahasiswa mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka menganggap rezim Israel “sepenuhnya bertanggung jawab” atas kekerasan yang terjadi di wilayah tersebut.

Kelompok pejuang Hamas Palestina melancarkan serangkaian serangan teroris terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.

Serangan itu memicu serangan balasan dari Israel, termasuk apa yang oleh badan PBB disebut sebagai pemboman yang "hampir tanpa henti".

Hingga Minggu (15/10/2023), setidaknya 1.300 orang telah terbunuh dan lebih dari 3.700 orang terluka di Israel, menurut sumber resmi Israel yang dikutip oleh PBB.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa di Gaza, 2.670 warga Palestina telah tewas dan 9.600 lainnya terluka sejak kekerasan meletus.

Atas perang tersebut, Kelompok Solidaritas Palestina Harvard mengeluarkan pernyataan bersama pada 8 Oktober yang menyalahkan Israel atas serangan Hamas, yang memicu banyak reaksi balik dan tuduhan antisemitisme.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat