androidvodic.com

12 Peternak Muda dari 3 Provinsi Belajar Budidaya Sapi Perah Berkelanjutan di Belanda - News

Laporan Wartawan News, Choirul Arifin

News, JAKARTA – Sebanyak 12 peternak muda pemenang program Young Progressive Farmer Academy (YPFA) berangkat ke Belandaa mengikuti pelatihan manajemen peternakan yang berkelanjutan pada akhir September 2023 lalu.

Ke-12 peternak ini diberangkatkan PT Frisian Flag Indonesia (FFI) hasil seleksi dari 36 finalis yang terpilih business plan-nya dari 101 proposal yang dikirimkan peserta.

Ada 30 peternak pria dan 6 peternak wanita yang masuk ke babak final, berasal dari 14 kabupaten di 3 provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

“Kunjungan ke peternakan di Belanda adalah salah satu pendorong semangat yang kami berikan kepada para peternak muda pemenang dalam YPFA 2023. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ilmu dan mempelajari praktik peternakan berkelanjutan terbaik di dunia yang telah dijalankan oleh para peternak di Belanda," ungkap Dairy Development and Project FDOV Manager PT Frisian Flag Indonesia, Akhmad Salwadi, dikutip Sabtu 28 Oktober 2023.

Baca juga: Belasan Ekor Sapi di Kabupaten Kampar Mati Mendadak, Dinas: Bukan karena Penyakit

Pengalaman ini diharapkan dapat menjadi penyemangat pemenang untuk meningkatkan pengelolaan peternakan sapi milikinya menjadi lebih baik dan mengembangkannya sehingga tidak hanya jumlah populasi yang bertambah, tapi hasil susu perah semakin berkualitas sehingga pendapatan juga bertambah besar.

"Selama hampir dua pekan, keduabelas peternak muda dibagi dalam tiga kelompok dan tinggal bersama keluarga di tiga peternakan Belanda yang berbeda," ujarnya.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Peternakan Tri Melasari yang juga mengunjungi peternakan Belanda menilai, kunjungan ini sangat positif dan memberi perspektif yang lebih luas tentang profesi peternak.

“Peternakan di Belanda sudah sangat maju dan secara optimal memanfaatkan teknologi. Peternak-peternak muda pemenang YPFA dapat mengambil hal-hal positif yang dipelajari di Belanda, menerapkan teknologi yang dapat diterapkan di peternakannya sendiri dan berbagi dengan para peternak lainnya," ungkap Tri Melasari.

"Peternak sapi perah adalah profesi penting yang dapat membantu meningkatkan produksi susu dalam negeri untuk kemudian menghasilkan produk-produk yang bergizi bagi masyarakat,” imbuhnya.

Kristianti (23 tahun), salah satu peternak yang berangkat ke Belanda adalah anggota KPSBU Lembang, Jawa Barat.

Dia ini sudah beternak sapi perah selama 5 tahun lebih. Sehari-hari ia berbagi peran dengan suaminya dalam mengurus 13 ekor sapi ternaknya,

“Banyak hal yang saya pelajari di peternakan Jos di Belanda ini. Kalau saya dan suami berdua mengurus 9 ekor sapi laktasi dan 4 ekor anakan, Jos ternyata mampu bekerja dengan istri dan anaknya untuk mengelola >200 ekor sapi perah dan lahan peternakan," ujarnya.

"Saya belajar bagaimana disiplin dan kecermatan dalam mengelola pekerjaan sehari-hari di kandang dapat membantu kita bisa bekerja dengan lebih efisien. Saya sudah tidak sabar berbagi dengan suami dan peternak lainnya di tanah air,” lanjutnya.

Peternak lainnya, Mirza Azmi (29 tahun), anggota koperasi Rukun Santoso di Jawa Timur sudah beternak sapi perah kurang dari lima tahun dan memiliki18 ekor sapi perah, terdiri dari 12 ekor sapi laktasi dan 6 ekor anakan.

Peternakannya berjalan di lahan sewaan seluas 10.000m2 dengan luas lahan kandang 1.600m2.

“Keterlibatan saya di dunia peternakan sapi perah karena saya percaya industri ini punya potensi yang sangat besar, tapi anak muda jarang meliriknya. Buat saya ini kesempatan, karena kebutuhan susu sapi segar di dalam negeri masih sangat tinggi dan saya bisa memanfaatkan situasi ini," ungkapnya.

"Kami mendapat ilmu pengetahuan baru mulai dari kebiasaan baik kecil hingga inovasi sederhana untuk dapat diterapkan sehingga semakin semakin percaya diri menggunakan teknologi untuk mendukung operasional peternakan," bebernya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat