androidvodic.com

Hamas Bantah Tuduhan Israel Halangi Bantuan Bahan Bakar ke RS Al-Shifa - News

News - Seorang bayi prematur dan dua pasien meninggal di rumah sakit al-Shifa di Gaza pada hari ini, Senin (13/11/2023).

Sehingga jumlah korban menjadi 6 bayi dan 9 pasien karena RS al-Shifa mengalami kekurangan bahan bakar.

RS al-Shifa dilaporkan telah mengalami kekurangan bahan bakar selama berhari-hari karena berada di tengah pertempuran antara pasukan Israel dengan militan Hamas.

Sebelumnya, Israel berjanji pada hari Sabtu (11/11/2023) untuk membantu mengevakuasi bayi dari RS tersebut, namun hal itu tidak terjadi karena RS tersebut masih terjebak dalam serangan darat Israel.

Tentara Israel juga mengatakan tentara daratnya telah mengirimkan 300 liter bahan bakar ke rumah sakit untuk keperluan medis yang mendesak.

Namun hal tersebut tidak dikumpulkan oleh pihak berwenang di fasilitas tersebut ketika pertempuran sengit terjadi, dan Israel mengklaim bahwa Hamas mencegah rumah sakit tersebut untuk mengambilnya.

Baca juga: Palestina: RS utama di Gaza tidak lagi berfungsi, bayi-bayi meninggal dunia

Kemudian pada hari Minggu, (12/11/2023), Hamas membantah pihaknya menolak 300 liter bahan bakar dari Israel yang dimaksudkan untuk penggunaan medis di rumah sakit al-Shifa di Gaza.

"Tawaran tersebut meremehkan rasa sakit dan penderitaan pasien yang terjebak di dalam tanpa air, makanan, atau listrik. Jumlah ini tidak cukup untuk mengoperasikan generator rumah sakit selama lebih dari tiga puluh menit," bunyi pernyataan Hamas, dikutip dari Al Arabiya.

Hamas juga menyatakan bahwa pihaknya tidak terkait dengan manajemen RS al-Shifa.

"dan (Hamas) juga bukan bagian dari struktur pengambilan keputusannya. (Rumah sakit) sepenuhnya tunduk pada otoritas kementerian kesehatan Palestina".

Bahan Bakar yang Ditawarkan Israel Hanya Bertahan Setengah Jam

Kepala Bagian Bedah di rumah sakit al-Shifa, Marwan Abu Saada mengatakan, 300 liter bahan bakar yang ditawarkan Israel hanya akan menyediakan listrik untuk setengah jam.

"(300 liter) tidak ada artinya. Ini akan menyalakan generator kami hanya selama setengah jam," ujarnya, dikutip dari BBC.

Abu Saada mengatakan, al-Shifa biasanya menggunakan 24.000 liter bahan bakar sehari untuk menjalankan generatornya.

Sekalipun hanya satu generator yang menyala, rumah sakit masih membutuhkan 9.000 hingga 10.000 liter, katanya.

Dia menambahkan bahwa unit perawatan intensif dan ruang bedah di rumah sakit tersebut kini sepenuhnya menggunakan energi surya.

Kurangnya listrik menyebabkan rumah sakit tidak mampu menyediakan dialisis ginjal kepada 45 pasiennya yang memerlukan perawatan ginjal selama dua hari karena kurangnya listrik.

Selama 30 hari terakhir, pekerja Al-Shifa harus menggali empat kuburan massal untuk pasien yang tidak diketahui identitasnya, sementara 100 mayat lainnya saat ini tergeletak di tempat terbuka di luar unit gawat darurat.

(News, Widya)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat