androidvodic.com

Bagaimana Pemuda Muslim Prancis Bantu Rabi Yahudi Tangkal Antisemitisme - News

Pada Selasa pagi (7/11) baru-baru ini, setengah lusin anak muda Prancis berkumpul di dekat sebuah van yang diparkir di Ris-Orangis, pinggiran selatan ibu kota Paris. Kendaraan itu dibubuhi sebuah stiker bertuliskan, "kami lebih mirip daripada yang terlihat.”.

"Bagaimana kalian mendefinisikan diskriminasi?” Thibault, seorang Prancis yang masuk Islam, bertanya kepada anak-anak muda tersebut.

"Ketika Anda memperlakukan seseorang dengan buruk karena dasar prasangka,” jawab salah satu peserta.

"Bagaimana kamu memahami ageisme?” timpal Thibault.

"Saat Anda mendiskriminasi orang lain karena usianya,” jawab seorang pemuda lain.

Rabi Michel Serfaty berdiri di antara kerumunan anak-anak muda tersebut. Sekitar 20 tahun lalu, pria paruh baya itu berinisiatif mendirikan Kelompok Persahabatan Yahudi-Muslim (AJMF). Saat ini, organisasi bentukannya mempekerjakan delapan pegawai yang semuanya muslim.

"Tujuan kami adalah melawan antisemitisme dan islamofobia,” kata Serfaty kepada DW. "Kami ingin meningkatkan kesadaran di kalangan generasi muda, dengan membahas diskriminasi dan membantu mereka agar tidak jatuh ke dalam perangkap antisemitisme,” tambahnya.

Tren antisemitisme di Prancis

Misi Rabi Serfaty menjadi kian relevan sejak meletusnya konflik terbuka antara Hamas dan Israel. Sejak serangan teror pada tanggal 7 Oktober lalu yang direspons dengan deklarasi perang oleh Israel, pemerintah Prancis mencatat hampir 1.250 tindakan antisemitisme.

"Jumlah ini mengkhawatirkan, kata Michel Wieviorka, sosiolog di Universitas EHESS di Paris, "karena merupakan yang tertinggi sejak pencatatan sistematis dimulai sekitar tahun 2000,” ujarnya.

Wieviorka berpendapat, lonjakan insiden antisemitisme mencerminkan betapa konflik Israel-Palestina telah tiba sejak lama di Prancis, yang memiliki populasi Yahudi terbesar dan salah satu komunitas Muslim paling padat di Eropa.

Menurutbnya, jumlah tindakan antisemitisme tahunan biasanya berkisar di angka 400an sebelum perang Israel-Hamas tahun ini.

Pertentangan rasisme dan antisemitisme

Untuk mengatasinya, kelompok persahabatn Yahudi-Islam, AJMF, dan Rabi Serfaty secara rutin mengunjungi kawasan perumahan paling miskin di Prancis. Rabi yang besar di Maroko ini meyakini inti masalahnya terletak pada tingginya ketimpangan di distrik-distrik tersebut.

"Banyak umat Islam, terutama generasi muda di daerah miskin, tumbuh dengan gagasan bahwa orang Yahudi itu kaya dan menguasai dunia,” jelasnya. "Wilayah-wilayah ini juga memiliki tingkat kejahatan, tingkat putus sekolah dan angka pengangguran tertinggi. Kita melihat betapa sekitar 95 persen tindakan antisemitisme dilaporkan terjadi di sini,” tambahnya.

Danny Trom, sosiolog di Pusat Penelitian Nasional, CNRS, menilai kemiskinan membuat masyarakat miskin menjadi rentan terhadap antisemitisme, terutama ketika mereka dikucilkan oleh masyarakat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat