androidvodic.com

Pneumonia Misterius di China Serang Anak-anak, Gejala: Muncul Bintil Paru, Demam Tapi Tidak Batuk - News

Pneumonia Misterius di China Serang Anak-anak, Gejala: Muncul Bintil Paru, Demam Tapi Tidak Batuk

Willy Widianto/News
 
News, JAKARTA - China dilaporkan tengah mengalami peningkatan penyakit pneumonia misterius yang menyerang banyak anak-anak.

Mulanya penyakit pernapasan akut tersebut terdeteksi di China bagian utara.

Dilaporkan pada pertengahan Oktober 2023 ada peningkatan penyakit mirip influenza.

Baca juga: Mycoplasma Jadi Sebab Pneumonia Misterius pada Anak di China, Kemenkes: Kita Sudah Ada Obatnya 

Kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis pada anak-anak di China utara tersebut juga telah dilaporkan oleh kelompok-kelompok termasuk Program Pemantauan Penyakit Berkembang.

Seorang warga Beijing bernama Wei mengatakan dari mereka yang terkena pneumonia tidak menunjukkan gejala.

"Mereka tidak batuk. Mereka hanya mengalami suhu tinggi (demam) dan banyak yang mengalami bintil paru," ujar Wei dikutip Sky News, Selasa(28/11/2023).

Sebuah rumah sakit anak-anak di Beijing, China mengatakan kepada media pemerintah CCTV bahwa setidaknya ada 7.000 pasien dirawat di rumah sakit tersebut setiap hari. Jumlah tersebut sudah melebihi kapasitas.

Rumah sakit anak terbesar di dekat Tianjin juga dilaporkan menerima lebih dari 13.000 anak-anak di unit rawat jalan dan gawat darurat dalam satu minggu.

Pihak berwenang China mengatakan peningkatan penyakit pernapasan sebagian disebabkan oleh pencabutan pembatasan pergerakan terkait Covid-19.

Pada musim dingin tahun lalu setelah tindakan pandemi covid-19 dicabut di Inggris juga sempat terjadi lonjakan penyakit termasuk flu, RSV, dan strep A, karena orang-orang lebih banyak berbaur setelah musim dingin ketika penyakit dapat ditekan dengan tinggal di rumah dan memakai masker.

Sementara China mencabut pembatasan pergerakan manusia terkait pandemi Covid-19 jauh lebih lambat dibandingkan banyak negara lain, dengan menghapuskan aturan pengujian dan isolasi pada bulan Desember tahun lalu.

Pihak berwenang juga mengatakan lonjakan ini disebabkan oleh penyakit yang diketahui beredar di China, termasuk flu, RSV, Covid-19, dan pneumonia mikoplasma, yaitu infeksi bakteri umum yang biasanya menyerang anak-anak.

"Cuaca dingin juga berperan. Ketika suhu turun drastis di Beijing, di China utara, ibu kota tersebut memasuki musim penyakit menular pernapasan yang tinggi," ujar Wang Quanyi, Wakil Direktur dan Kepala Ahli Epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat