androidvodic.com

Houthi Yaman Tak akan Hentikan Serangan di Laut Merah sampai Israel Mengakhiri Perang di Gaza - News

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, DOHA – Kelompok bersenjata Houthi yang berbasis di Yaman mengatakan pihaknya tidak akan menghentikan serangan terhadap kapal-kapal komersial yang terkait dengan Israel di Laut Merah, meskipun Amerika Serikat (AS) mengumumkan pasukan perlindungan maritim baru untuk melawan serangan tersebut.

“Bahkan jika Amerika berhasil memobilisasi seluruh dunia, operasi militer kami tidak akan berhenti, tidak peduli seberapa besar pengorbanan yang harus kami lakukan,” ujar Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat senior Houthi dalam sebuah pernyataan, Selasa (19/12/2023).

Baca juga: Kelompok Houthi Tegaskan Operasi Militer Mereka di Laut Merah Tidak akan Berhenti

Dia lebih lanjut mengatakan pihaknya hanya akan menghentikan serangan di Laut Merah jika Israel mau mengakhiri agresi terhadap warga sipil di Gaza.

“Setiap eskalasi di Gaza adalah eskalasi di Laut Merah. Negara atau pihak mana pun yang menghalangi kami dan Palestina, kami akan menghadapinya,” katanya.

Houthi Yaman yang memiliki hubungan dengan Iran telah melancarkan serangan terhadap lebih dari selusin kapal komersial dalam upaya menekan Israel agar mengakhiri pemboman di Jalur Gaza.

Akibat kejadian itu, beberapa perusahaan pelayaran, termasuk perusahaan pelayaran Mediterania raksasa Italia-Swiss, CMA CGM Perancis dan AP Moller-Maersk dari Denmark, telah menangguhkan transit melalui Laut Merah karena masalah keamanan.

Baca juga: Takut Diserang Houthi Yaman, 55 Kapal Kargo Putar Balik Hindari Terusan Suez

Kemudian perusahaan minyak asal Inggris British Petroleum (BP) baru-baru ini juga memilih untuk menghindari jalur perairan tersebut.

Sekitar 12 persen perdagangan global melewati Laut Merah, yang terhubung ke Laut Mediterania melalui Terusan Suez. Serangan Houthi telah secara efektif mengalihkan sebagian besar perdagangan dengan memaksa perusahaan angkutan barang untuk berlayar keliling Afrika, sehingga menimbulkan biaya yang lebih tinggi dan penundaan pengiriman energi, makanan, dan barang konsumsi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat