Rusia dan AS Sepakat Lanjutkan Kerja Sama ISS hingga 2025 - News
Badan antariksa Rusia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam pengiriman awak luar angkasa ke International Space Station (ISS) atau Stasiun Luar Angkasa Internasional, setidaknya hingga tahun 2025, demikian disampaikan oleh badan antariksa Rusia, Roscosmos.
Penerbangan silang (cross flight) yang melibatkan seorang astronaut AS sebagai bagian dari awak pesawat Rusia dan satu kosmonaut Rusia sebagai bagian dari awak Amerika diperpanjang "untuk dapat menjaga keandalan misi ISS," demikian pernyataan dari Roscosmos.
Kerja sama yang langka Rusia dan AS
Sektor luar angkasa menjadi salah satu dari sedikit kerja sama yang masih dilanjutkan Moskow dan Washington pascaserangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Dalam pernyataannya, Roscosmos juga menargetkan "untuk memastikan kehadiran setidaknya satu perwakilan Roscosmos dari segmen Rusia dan kehadiran setidaknya satu perwakilan NASA dari pihak AS.”
Sejauh ini, AS, Rusia, Eropa, Kanada, dan Jepang masih berkomitmen untuk mempertahankan laboratorium yang mengorbit hingga tahun 2024. Namun, pihak AS menyatakan bakal melanjutkannya hingga 2030.
Pada bulan April lalu, Rusia mengaku ingin tetap terlibat hingga 2028, setelah sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan berhenti setelah tahun 2024.
Stasiun ISS, yang dirancang untuk melakukan mikrogravitasi dan percobaan lingkungan di luar angkasa, mengorbit Bumi pada ketinggian rata-rata 400 kilometer. Benda antariksa ini hanya membutuhkan waktu sekitar 93 menit untuk mengelilingi Bumi dan menyelesaikan 15,5 kali orbit per hari.
mh/ha (AFP, Reuters)
Terkini Lainnya
Di tengah renggangnya kerja sama akibat perang Ukraina, Rusia dan Amerika Serikat sepakat melanjutkan pengiriman awak ke ISS.
Israel Mengebom Sekolah UNRWA, 16 Warga Tewas & Lukai 50 Orang, Pembantaian ke-43 di Kamp Nuseirat
Kerja sama yang langka Rusia dan AS
BERITA TERKINI
berita POPULER
Cerita Warga Gaza Eks Tawanan Israel: Kami Disiksa, Ditelanjangi, Tentara Wanita Injak Kepala Kami
Kelompok HAM: Israel Gunakan Air sebagai Senjata Perang, Sumur dan Tempat Desalinasi Dihancurkan
Pemilu Prancis: Tak Terduga, Partai Kiri Menang Besar di Putaran Kedua
Jamaah Islamiyah bubar, eks pemimpinnya janji tinggalkan 'jalan kekerasan' - Apa motif di belakangnya dan benarkah JI memilih 'mengubah citra' agar diterima masyarakat?
Mahfud: KPU Kini Tak Layak Jadi Penyelenggara Pilkada