androidvodic.com

Inggris Turun Tangan Hajar Houthi Yaman di Laut Merah, Terjunkan Rudal hingga Pesawat Tempur - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, LONDON – Pemerintah Inggris bersiap melakukan serangan udara ke kawasan Laut Merah dengan menerjunkan rudal hingga pesawat tempur.

Hal ini dilakukan sebagai respon atas serangan yang dilakukan milisi Houthi Yaman yang belakangan mengusik kapal – kapal dagang Inggris.

Inggris tak sendiri melansir laporan yang dirilis Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps, nantinya pasukan militer Inggris akan menggandeng sekutunya Amerika untuk melakukan serangan udara ke Houthi Yaman di Laut Merah.

“Inggris akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan mungkin negara-negara Eropa lainnya guna melancarkan serangan rudal terhadap target-target yang telah direncanakan sebelumnya, baik di laut maupun di daratan Yaman, tulis Shapps sebagaimana dikutip dari The Times.

Baca juga: Babak Baru Ketegangan di Laut Merah, Iran Kerahkan Kapal Perang Alborz, Puji Aksi Berani Houthi

"Kami bersedia mengambil tindakan langsung, dan kami tidak akan ragu mengambil tindakan lebih lanjut untuk mencegah ancaman terhadap kebebasan navigasi di Laut Merah," imbuhnya.

Gertakan ini dilontarkan pemerintah Inggris di tengah meningkatnya ketegangan di jalur pelayaran penting Laut merah yang saat ini dikuasai kelompok pemberontak Houthi.

Sejak perang antara Hamas dan Israel di Gaza memanas, Houthi Yaman menjadi salah satu kelompok yang vokal memberikan dukungan bagi masyarakat Gaza. Salah cara yang dilakukan Houthi yakni melakukan serangan maritim dengan menargetkan kapal dagang asal Israel dan para sekutunya.

Imbas serangan tersebut, kapal pengangkut curah milik pemerintah Inggris dilaporkan hangus terbakar karena dihantam dua drone Houthi saat berlayar menuju Israel melalui jalur Laut Merah. Beberapa waktu lalu kapal kargo NYK Line kapal asal Inggris yang dioperasikan oleh perusahaan Jepang juga sempat dibajak Houthi.

"Semua kapal di Laut Merah yang menuju ke pelabuhan Israel, akan menjadi target sah bagi angkatan bersenjata kami, terlepas dari bendera mana kami tidak akan memandang kewarganegaraan pemilik atau operatornya," jelas pernyataan Houthi.

Buntut dari serangan dan blokade itu, Otoritas Terusan Suez (SCA) melaporkan setidaknya 55 kapal dagang internasional termasuk kapal yang berasal dari Inggris terpaksa mengalihkan rute menuju Cape of Good Hope untuk menghindari Terusan Suez, hingga membuat kapal dagang Inggris mengalami pembengkakan biaya operasional.

Alasan tersebut yang membuat Inggris murka dan bersedia mengambil tindakan langsung bersama AS untuk melindungi jalur pelayaran utama.

10 Pasukan Houthi Tewas

Pemberontak Houthi di Yaman mengatakan mereka telah kehilangan 10 pejuang setelah tiga kapalnya diserang oleh kapal perang Amerika USS Eisenhower dan USS Gravely di Laut Merah, usai menghadang kapal berbendera Singapura Maersk Hangzhou.

Houthi beranggapan kapal-kapal tempurnya saat itu tengah melakukan tugas kemanusian untuk mencegah kapal-kapal sekutu Israel memasuki Laut Merah.

Namun menurut pandangan AS tindakan tersebut merupakan sebuah ancaman , hingga akhirnya helikopter AS nekat melakukan serangan dengan menenggelamkan perahu-perahu Houthi dan membunuh orang-orang di dalamnya pada Selasa (2/1/2024).

"Kita mempunyai kepentingan keamanan nasional yang signifikan di kawasan ini. Kita akan mengerahkan kekuatan yang kita perlukan di kawasan ini untuk melindungi kepentingan tersebut dan kita akan bertindak untuk membela diri di masa depan," ujar Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat