androidvodic.com

Serangan Tentara Israel di Gaza Tewaskan 22 Ribu Orang, 326 Petugas Kesehatan, 104 Ambulans Hancur - News

Serangan Tentara Israel di Gaza Tewaskan 22 Ribu Orang, 326 Petugas Kesehatan, 104 Ambulans Hancur

News- Hingga hari Ke-87, tentara Israel mengagresi Gaza, total korban mencapai 22 ribu orang.

Tidak hanya korban dari warga sipil yang sangat banyak jumlahnya, para petugas kesehatan yang menjadi korban serangan Israel juga sangat banyak.

Juru bicara Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa 326 petugas kesehatan telah tewas saat bertugas.

Selain itu, sebanyak 104 mobil ambulans juga telah hancur dan tidak dapat digunakan akibat operasi militer Israel.

Pasukan Israel dengan sengaja menargetkan 150 institusi kesehatan dan membuat 30 rumah sakit tidak dapat beroperasi.

Baca juga: Perang Israel-Hamas Meluas, Iran Kerahkan Kapal Perang Alborz ke Laut Merah

Tentara Israel juga menangkap 99 orang petugas kesehatan dalam kondisi tidak manusiawi.

Dalam pemboman terbaru yang dilakukan pasukan Israel di kamp Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah , 10 orang tewas atau terluka, menurut sumber lokal di Jalur Gaza.

Total korban serangan militer Israel di Gaza tercatat, 22 ribu tewas dan 60 ribu luka-luka.

Sumber-sumber medis di Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas di Gaza telah meningkat menjadi sekitar 22.000 orang tewas dan hampir 60.000 orang terluka, hingga hari kedelapan puluh tujuh perang di Gaza.

Baca juga: Pemukim Israel Tolak Balik ke Rumah Mereka di Dekat Jalur Gaza Meski Diiming-imingi Uang Besar

Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan bahwa dalam beberapa jam terakhir , pasukan Israel melakukan "13 pembantaian yang menewaskan 156 orang dan 246 warga Palestina terluka dalam beberapa jam terakhir."

Sumber medis di Gaza mengatakan bahwa 21.978 warga Palestina telah terbunuh sejak dimulainya operasi darat Israel di Gaza, dan jumlah korban luka akibat pemboman udara dan artileri mencapai 58.697 orang.

Sumber-sumber medis mengindikasikan bahwa sekitar dua juta pengungsi di Gaza berisiko mengalami kelaparan dan penyebaran epidemi.

(Sumber: Sky News Arabia)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat