Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh Siap Sambut Pemerintahan Tunggal Palestina untuk Memerintah Gaza - News
News - Ketua kelompok militan Hamas, Ismail Haniyeh mengaku siap menyambut pemerintahan tunggal Palestina untuk memerintah Gaza dan Tepi Barat.
Dalam pidatonya, Haniyeh menekankan bahwa Israel perlu membantu warga Palestina di Gaza dan menanggapi tuntutan mereka.
Dengan catatan, Israel setuju untuk menghentikan total agresi terhadap warga Palestina di Gaza, dilansir Jewish Chronicle,
"Kami telah menerima banyak inisiatif mengenai situasi internal (Palestina) dan kami terbuka terhadap gagasan pemerintahan nasional untuk Tepi Barat dan Gaza," kata Haniyeh dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip dari Al Arabiya.
Baca juga: Ismail Haniyeh Sebut Israel Teroris usai Bunuh Saleh al-Arouri di Beirut
Gaza berada di bawah kendali kelompok Hamas, sedangkan Otoritas Palestina (PA) yang dikelola Fatah mempertahankan kendali administrasi di Tepi Barat.
Hamas telah menguasai Jalur Gaza sejak memenangkan pemilu Palestina tahun 2006, yang diikuti oleh bentrokan sengit dengan partai Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Berbagai upaya rekonsiliasi antar faksi telah gagal.
Sementara popularitas Abbas sebagai Kepala Otoritas Palestina di Tepi Barat anjlok.
Tata kelola masa depan Gaza telah berulang kali disuarakan selama hampir tiga bulan perang antara Hamas dan Israel.
Baca juga: Menlu Israel Ancam Bunuh Haniyeh dan Meshaal Secara Tak Wajar, Hamas: Frustasi dan Tak Tahu Malu
![Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (18/5/2021) lalu. Dalam suratnya, Haniyeh menjelaskan kepada Presiden Jokowi soal eskalasi kekerasan Israel di Palestina.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pemimpin-hamas.jpg)
Amerika Serikat (AS) telah menekankan bahwa warga Palestina harus menjadi bagian dari pemerintahan pascaperang.
Namun peran masa depan Otoritas Palestina yang diakui secara internasional masih belum jelas.
Gencatan senjata kedua
Dalam pidato Haniyeh, yang disiarkan oleh Al Jazeera, pemimpin Hamas juga menyampaikan diskusi mengenai kemungkinan jeda kedua pertempuran.
Gencatan senjata sebelumnya membuka jalan bagi hampir setengah dari 250 sandera yang diculik dari Israel pada 7 Oktober untuk dibebaskan oleh militan Gaza.
Sekitar 129 sandera masih disandera di Gaza.
Haniyeh mengatakan bahwa sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza hanya akan dibebaskan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh kelompok militan yang menguasai wilayah tersebut.
“Tahanan musuh hanya akan dibebaskan dengan syarat yang ditentukan oleh kelompok perlawanan,” kata Haniyeh, dilansir Times of Israel.
(News/Andari Wulan Nugrahani)
Terkini Lainnya
Konflik Palestina Vs Israel
Ketua kelompok militan Hamas, Ismail Haniyeh mengaku siap menyambut pemerintahan tunggal Palestina untuk memerintah Gaza dan Tepi Barat.
Target Baru Houthi di Israel: Pelabuhan Ashdod, Ashkelon, Perusahaan Listrik, dan Ladang Gas Alam
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
'The Simpsons' Dipuji Sebagai Nostradamus Kekinian, Berikut Deretan Ramalan Jitunya
Catat Rekor! Kamala Harris Berhasil Kumpulkan Dana Kampanye Rp 1,3 Triliun Hanya dalam 24 Jam
Israel Mulai Vaksinasi Polio kepada Tentara yang Bertempur di Gaza
Kepala Dinas Rahasia AS Didesak Mundur dari Jabatannya karena Dinilai Gagal Lindungi Donald Trump
Streamer Mukbang Meninggal setelah Siaran 10 Jam, Perutnya Diduga Sobek karena Terlalu Banyak Makan